Dalam dalam dalam, dua lagi berangkat, dua lagi berangkat...
Teriakan bapak sopir itu membuat
telinga sakit, bagaimana tidak! Di tengah teriknya mentari, berharap duduk
manis di teras dengan segelas jus tomat kesukaanku. Tapi tidak dengan
kenyataanku saat ini. Duduk dengan tangan mengipas-ngipas sebuah brosur produk
kosmetik, tadi sebelum naik angkot ada
seorang SPG menawarkan kepadaku.
“Haduh, dari tadi dua lagi dua lagi. Tapi
nggak berangkat-berangkat.
Udah tahu panas gini. Keringet udah bercucuran. Ayoo donk pak berangkat, kalau
nggak berangkat saya turun lagi nih,” gerutu seorang gadis yang duduk
paling pojok. Tapi gadis ini menggerutu dengan setengah suara, mana bisa bapak
sopir itu mendengarnya. Belum lagi suara bising berbagai kendaraan dan
klaksonnya yang tidak mau kalah.
Dalam dalam dalam, dua lagi berangkat, dua lagi berangkat...
Lagi-lagi bapak sopir mengulang
teriakannya, berharap ada beberapa penumpang yang memenuhi angkotnya. Lumayan, biar setorannya lancar. Gumam
bapak sopir itu.
“Kesel gue Ran, masa kita dari tadi di angkot ini terus. Nggak
jalan-jalan. Kalau dari tadi jalan, mungkin kita udah di kosan,” gerutu
gadis itu lagi kepada temannya.
Aku, yang saat itu duduk tepat di
sampingnya ‘gerah’ juga. “Nih orang
maunya apa sih. Dari tadi kok marah-marah terus”
Setelah angkot penuh dengan
penumpang, seperti udara sejuk dari surga. Angin yang masuk ke jendela angkot
terasa sekali menyeka sisa-sia keringat di dahiku. Yah, Alhamdulillah...
“Gue kan udah bilang, datanya jangan di copy paste, di copy aja. Lu
nggak mau denger kata-kata gue sih. Sekarang lu mau tanggung jawab? Uang jajan
lu nggak bisa gantiin data penting itu. Gue nyusunnya dengan susah payah.
Ngabisin waktu dan duit gue. Lu nggak bakalan mampu gantiin. Pokoknya gue mau
lu bikin ulang tugas gue itu.”
Tapi ternyata tidak selesai
sampai di situ. Gadis yang hobinya marah tadi membuatku mual. Bayangkan saja,
dalam keadaan angkot penuh gitu dia masih sempat-sempatnya marah di telepon.
Seseorang menghubunginya. Aku tidak tau pasti apa yang sedang mereka ributkan
di telepon. Yang jelas aku tidak nyaman dengan obrolan mereka. Dan aku yakin,
penumpang lain pun merasakan yang sama.
“Lu bego atau tolol sih”Lanjutnya lagi.
Hadeeeeeeeeeuuuh.
Mahasiswa kok gitu. Aku melirik
jaket biru model baseball yang
dikenakan gadis itu. Aku terhenti pada sebuah bordiran logo sebuah universitas
ternama di Bogor. Hmmmm.... Seharusnya gadis itu bisa menjaga sikapnya. Malu
donk dengan almamater yang dibawanya. Tapi ya sudahlah. Ini sebuah pelajaran
berharga buatku. Padahal Allah sudah mengingatkan kita dalam QS Al-Imran ayat 139 "Janganlah
kamu bersikap lemah. dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang- orang yang
beriman." Jika kamu beriman, jangan galau guys. Tenang, hadapi
masalah dengan tenang. Jika tidak bisa tenang, ingatlah Allah, maka hatimu akan
terasa tenang dan damai. Allah pun memberikan kalam cinta-Nya lewat QS Ar
Ra'd ayat 28 “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.”
Setelah
dua puluh menit angkot melaju, dengan berbagai keluh kesah dan amarah seorang
mahasiswi, akhirnya sampai juga di sebuah kampus, yah sebut saja IPB. Tempat
aku berbagi cerita dengan sahabat-sahabat pena. Siang ini aku akan bertemu
dengan seseorang di sana. Semoga tidak ada lagi keluh kesah yang mendera.
0 komentar:
Posting Komentar