Selasa, 20 Mei 2014

Mahasiswa Kok Gitu?

Dalam dalam dalam, dua lagi berangkat, dua lagi berangkat...

Teriakan bapak sopir itu membuat telinga sakit, bagaimana tidak! Di tengah teriknya mentari, berharap duduk manis di teras dengan segelas jus tomat kesukaanku. Tapi tidak dengan kenyataanku saat ini. Duduk dengan tangan mengipas-ngipas sebuah brosur produk kosmetik,  tadi sebelum naik angkot ada seorang SPG menawarkan kepadaku.

“Haduh, dari tadi dua lagi dua lagi. Tapi
nggak berangkat-berangkat. Udah tahu panas gini. Keringet udah bercucuran. Ayoo donk pak berangkat, kalau nggak berangkat saya turun lagi nih,” gerutu seorang gadis yang duduk paling pojok. Tapi gadis ini menggerutu dengan setengah suara, mana bisa bapak sopir itu mendengarnya. Belum lagi suara bising berbagai kendaraan dan klaksonnya yang tidak mau kalah.

Dalam dalam dalam, dua lagi berangkat, dua lagi berangkat...

Lagi-lagi bapak sopir mengulang teriakannya, berharap ada beberapa penumpang yang memenuhi angkotnya. Lumayan, biar setorannya lancar. Gumam bapak sopir itu.
“Kesel gue Ran, masa kita dari tadi di angkot ini terus. Nggak jalan-jalan. Kalau dari tadi jalan, mungkin kita udah di kosan,” gerutu gadis itu lagi kepada temannya.
Aku, yang saat itu duduk tepat di sampingnya ‘gerah’ juga. “Nih orang maunya apa sih. Dari tadi kok marah-marah terus”

Setelah angkot penuh dengan penumpang, seperti udara sejuk dari surga. Angin yang masuk ke jendela angkot terasa sekali menyeka sisa-sia keringat di dahiku. Yah, Alhamdulillah...

“Gue kan udah bilang, datanya jangan di copy paste, di copy aja. Lu nggak mau denger kata-kata gue sih. Sekarang lu mau tanggung jawab? Uang jajan lu nggak bisa gantiin data penting itu. Gue nyusunnya dengan susah payah. Ngabisin waktu dan duit gue. Lu nggak bakalan mampu gantiin. Pokoknya gue mau lu bikin ulang tugas gue itu.”

Tapi ternyata tidak selesai sampai di situ. Gadis yang hobinya marah tadi membuatku mual. Bayangkan saja, dalam keadaan angkot penuh gitu dia masih sempat-sempatnya marah di telepon. Seseorang menghubunginya. Aku tidak tau pasti apa yang sedang mereka ributkan di telepon. Yang jelas aku tidak nyaman dengan obrolan mereka. Dan aku yakin, penumpang lain pun merasakan yang sama.

“Lu bego atau tolol sih”Lanjutnya lagi.

Hadeeeeeeeeeuuuh.
Mahasiswa kok gitu. Aku melirik jaket biru model baseball yang dikenakan gadis itu. Aku terhenti pada sebuah bordiran logo sebuah universitas ternama di Bogor. Hmmmm.... Seharusnya gadis itu bisa menjaga sikapnya. Malu donk dengan almamater yang dibawanya. Tapi ya sudahlah. Ini sebuah pelajaran berharga buatku. Padahal Allah sudah mengingatkan kita dalam QS Al-Imran ayat 139 "Janganlah kamu bersikap lemah. dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang- orang yang beriman." Jika kamu beriman, jangan galau guys. Tenang, hadapi masalah dengan tenang. Jika tidak bisa tenang, ingatlah Allah, maka hatimu akan terasa tenang dan damai. Allah pun memberikan kalam cinta-Nya lewat QS Ar Ra'd ayat 28 “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”


Setelah dua puluh menit angkot melaju, dengan berbagai keluh kesah dan amarah seorang mahasiswi, akhirnya sampai juga di sebuah kampus, yah sebut saja IPB. Tempat aku berbagi cerita dengan sahabat-sahabat pena. Siang ini aku akan bertemu dengan seseorang di sana. Semoga tidak ada lagi keluh kesah yang mendera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar