“Sampe ketemu nanti sore ya, nak. Ummi dan Abi
kangen sama kamu. 32w2d”
Sebuah status di BBM dan WhatsApp baru saja kuupdate.
Ya, hari ini Selasa 30 Desember 2014 adalah jadwal kontrol kehamilanku di
sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak yang tidak jauh dari tempat tinggalku. Itulah
luapan kebahagiaan selama menjalani kehamilan. Menulis status-status manis di
semua jejaring sosial yang kupunya. Mungkin kauyang belum pernah mengalami kehamilan
pertama akan bilang ‘lebay banget sih’.
Tapi kuyakin tidak untuk kamu yang sudah lebih dulu mengalami hal yang sama denganku.
Hamil pertama itu sesuatu banget.
Dari awal kehamilan hingga kini sudah lebih dari delapan bulan aku nikmati
segala prosesnya. Perubahan fisik dan psikis begitu signifikan. Tapi ini adalah
anugerah yang Allah berikan kepadaku sebagai wanita.
“Mau ketemu dokter siapa bu?” sebuah pertanyaan
terlontar dari seorang wanita cantik ketika aku melakukan daftar ulang di Front Office Rumah Sakit.
“Oh, dokter Farah Dina.” Dengan singkat kulempar
senyum kepadanya.
“Oke bu silakan tunggu di Poli Kandungan di
sebelah sana,” wanita itu melebarkan tangannya, menunjukkan arah poli yang
kutuju.
“Terima kasih mbak.”
Dengan langkah ringan aku langsung menuju poli
kandungan, tentu ditemani oleh suamiku. Tak sabar ingin segera mendapatkan
giliran kontrol dengan dokter kandungan. Di sebuah ruang tunggu sudah ada
beberapa wanita dengan perut buncit persis seperti perutku saat ini. Mereka
pasti sudah tidak sabar juga untuk mendapatkan giliran kontrol.
“Nomer
delapan ibu Ella Nurhayati bapak Syaiful Hadi!” Sebuah sumber suara
mengagetkanku.
“Bi.. sudah dipanggil,” sambil membereskan tas
yang masih terbuka aku beranjak lebih dulu.
“Kok cepet ya, biasanya lama,” kata suamiku sambil
beriringan pula.
“Ya
Alhamdulillah.”
Aku masuk ke sebuah ruangan dokter, di sana sudah
ada wanita cantik menunggu kami. Ya, dokter Farah Dina. Aku tidak bisa menaksir
usianya sekarang, yang pasti dia sudah punya beberapa anak. Hanya saja karena
paras dan perangainya yang cantik membuatnya terlihat lebih muda.
“Hallo selamat sore ibu Ella bapak Syaiful? Apa
kabar” dengan senyum mengembang dokter Farah menyapa kami.
“Sore. Alhamdulillah dok, sehat.”
Tidak lama setelah aku mengajukan beberapa
pertanyaan ringan, dokter Farah langsung mempersilakan aku berbaring di tempat
yang sudah disediakan. Tentu dokter Farah tidak sendirian, ada seorang perawat
muda yang mendampingi. Sebuah LCD
terpangpang jelas di atas tempat kuberbaring. Di samping dokter pun sudah ada LCD yang dioperasikan oleh dokter Farah.
Suamiku siaga dengan ponselnya, menyiapkan video
recorder untuk mengabadikan hasil USG
calon anak kami. Setelah beberapa menit, dengan masih mengarahkan alat USG ke
buncitnya perutku dokter Farah menyimpulkan hasilnya.
“Sekarang usianya 32 minggu 2 hari. Ketuban cukup
dan bagus, bu. Tapi ini dedenya nggak mau bangun. Bobo terus, jadi nggak mau
nunjukin wajahnya bu. Ayolah de bangun sebentar, mumpung USG empat dimensi nih”
Jagoanku, malu-malu. |
“Anak sholeh, bangun nak sebentar. Ummi sama abi kan
mau lihat wajah gantengnya anak sholeh. Tadi di luar nendang-nendang terus.
Malu ya? Soalnya dokternya cantik sih, nggak mau bangun yaaaa, dokternya
berisik juga ya nak,” sambil mengelus-ngelus perut, aku coba membangunkan
jagoanku. Tetap saja, sang janin jagoanku tidak mau terusik dari tidurnya.
“Kita ukur beratnya dulu deh. Normal bu, sudah 2
kilo. Detak jantungnya juga bangus banget!”
“Alhamdulillah, nggak apa-apa dok yang penting
sehat dan semuanya normal. Jagoannya malu, nggak mau di foto dulu.”
***
Sungguh, ini adalah kebahagiaanku. Sepenggal kisah
di penghujung tahun. Janin dalam rahimku sehat walafiat tanpa kurang suatu
apapun. Walau dia masih malu menunjukan wajahnya. Namun sudah bisa melihat
tangannya saja lewat sebuah LCD, sudah cukup bagi kami sebagai Ummi dan Abinya.
Sehat terus ya, anak sholehnya Ummi dan Abi. Sampai ketemu nanti di minggu ke
38-40. Semoga kaunyaman dalam dekapan rahim ummi. Karena sekarang kaumasih
mempersiapkan diri untuk kehidupan nanti. Bersama kami. Yang akan menjaga dan
menyayangimu sepenuh hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar