Jumat, 14 Agustus 2015

Ini Nih Enaknya Jadi Emak-Emak

Bismillah

Selamat pagi sahabat Elsya?

Semoga hari ini lebih menyenangkan, meraih keberkahan hingga menggapai impian.
Kemarin seharian di luar rumah bersama Alif tercinta. Bertemu teman, menghadiri sebuah kajian, mengirim barang dagangan, sampai mengunjungi orang tua yang katanya sudah rindu dengan cucu kesayangan. Banyak hikmah yang bisa menjadi pelajaran bersama. Mulai keluar rumah sampai masuk rumah lagi. Sayang jika tak kutulis di blog sederhana ini.

Baiklah, yang pertama pernah nggak sih bunda merasa minder udah jadi emak-emak? Heeeyyy, banyak diluar sana yang menginginkan posisi mulia ini. Mulia? Yaiyalah mulia. Emak-emak kan sedang berjuang menjalankan amanah-Nya. Menjaga titipan Dia yang sangat berharga. Lalai sedikit saja, dosa balasannya. Mulia sekali kan? Kemarin aku sempat mendengar ‘celetukan’ dari seorang ibu muda

“Sekarang mah susah mau kemana-mana ada nih anak. Nggak kayak dulu masih single, bebaaasssss”


Bunda, yang memutuskan menikah siapa? Kok ingin enaknya saja? Segala sesuatu wajib dijalankan dengan paket resikonya dong. Tidak memilih yang enaknya saja. So, bersyukurlah. Bahwa kita dipercaya oleh Allah mampu menjadi seorang Ibu. Mampu menjadi emak-emak. Hindari keluh kesah yang tidak berguna. Jalani dengan hati gembira. Tanpa beban yang membuat berat hidup anda.

Kedua, enaknya jadi emak-emak tuh banyak bun. Ini contoh kecil saja ya. Contoh sebagian kecil. Ingat! Hanya sebagian kecil. Berarti kan enaknya banyak yaaaaa.

Kemarin tuh ya, keluar rumah menuju depan gang. Niatnya mau nunggu angkot. Tapi di depan sudah ada angkot yang stand by nungguin penumpangnya. Aku memberi kode bahwa akan menumpang angkotnya itu. Aku masih berjalan menuju angkot, jaraknya sekitar dua puluh meter-an. Tapi angkotnya malah yang nyamperin, jemput penumpang yang emak-emak ini. Enak kan jadi emak-emak gendong anak? Sopir angkot saja kasih perhatian lebih, masa kamu enggak?

Selanjutnya, bis jalan pulang. Sudah tidak aneh sore hari di bilangan kota memang ramai. Penumpang angkutan umum pun biasanya berdesak-desakan. Tapi alhamdulillah karena aku gendong anak, banyak penumpang yang duduk mempersilahkan kursinya untuk aku. Ih baik banget sih. Emak-emak gendong anak memang selalu menjadi prioritas. Jadi jangan khawatir deh kalau jalan-jalan gendong anak. Insya Allah akan selalu dimudahkan.

Terakhir pas turun bis, masih ada loh orang yang perhatian banget. Dia adalah salah satu penumpang bis juga, sampai melindungi kepala Alif dari pintu bis yang kulalui. Khawatir kepala Alif terbentur pintu. Ia melebarkan telapak tangannya disana. Tas yang kubawa pun diturunkan olehnya. Seorang bapak-bapak seumuran 40-an. Semoga kebaikannya dibalas setimpal.

Pokonya masih banyak banget deh enaknya jadi emak-emak, semuanya serba prioritas. Intinya bunda jangan mengutuk tidak enaknya saja. Syukuri yang sudah ada. Bahwa banyak nikmat di dalamnya.


Tulisan ini diketik sambil ‘mangku’ Alif, dia udah protes aja emaknya kok lama banget. Tangan mungilnya memukul-mukul keyboard yang sedang kumainkan. Ia minta diajarkan ngetik juga. Ngajak bermain. Udah gitu aja.

0 komentar:

Posting Komentar