Kamis, 14 Januari 2016

Nikah Kok Nunggu Es Dua?

Bismillah...

Kemarin malam, saat aku sedang melipat baju. Seperti biasa agar tidak bete aku boyong baju-baju ke depan TV. Siapa tahu ada tayangan yang menarik. Bisa menghibur hati.

Nikah nunggu S2, menikah atau kuliah dulu?, menikah muda, emak-emak blogger, Ella Nurhayati, http://kataella.blogspot.com, nikah atau kuliah
Sumber: Google Image

Sudah kita ketahui bersama, bahwa televisi swasta paling heboh iklannya. Banyak banget. Otomatis aku menjadi pemerhati iklan. Ceileeeh. Enggak sih, lebih tepatnya aku sering 'ngedumel' di depan TV tentang iklan-iklan yang terkadang lebay dan tidak masuk akal. Entah itu bisa putih dalam sehari semalam, iklan yang bikin rambut kinclong dalam sekejap dan masih banyak lagi.

"Aku nggak setuju tuh sama iklannya," kataku sambil melipat baju.
"Iklan apa?" tanya suami menoleh ke arahku. Ia sedang duduk di depan meja. Memandang laptopnya.
"Tuh tadi, iklan kecantikan!" jawabku dengan ketus.
"Ya udah kalau nggak setuju nggak usah ngomel, tulis aja." Suamiku masih sibuk dengan laptop di depannya.

Aha, iya juga. Dari pada aku ngomel nggak karuan. Lebih baik aku tulis opiniku di sini. Di blog sederhana ini.

Iklan apa sih?

Itu lho, sebuah produk kecantikan. Ayahnya nanya, mau nikah dengan pria S2 atau lanjut kuliah S2? Sebenarnya ayahnya itu lebih setuju anaknya segera menikah. Alasannya karena anak perempuannya itu sudah lulus S1.

"Kuliah S2 dulu donk, Pa. Biar sama," jawab anak perempuannya sambil melebarkan dan mensejajarkan kedua telapak tangannya. Menggerakkan ke kiri dan kanan.

Lah, jadi apa yang salah dengan iklannya? Sebenarnya tidak ada yang salah. Namun aku tidak setuju saja. Wajarlah ya, segala sesuatu kan memang pro kontra. Tidak semua bisa diterima oleh public. Termasuk tulisanku ini. Bisa jadi banyak juga yang mencibir.

So, jadi apa yang tidak setuju? Eh iya... maaf jadi 'ngalor ngidul' dulu.
Aku tidak setuju bahwa menikah harus menunggu S2 dulu. Apalagi dengan alasan supaya sama. Agar level pendidikannya sejajar dengan calon suami.

Kenapa tidak setuju?

Karena menikah itu bukan perkara kuliah S1, S2 atau S3. Tapi menikah itu tentang kesiapan diri. Kesiapan lahir dan batin. Usia cukup, uang punya, calon sudah ada. Nunggu apa lagi? Segeralah menikah.

Apalagi niat menundanya karna mengejar S2 supaya sejajar dengan calon suami. Heeeey.. seorang istri itu tidak mesti sejajar dengan suami. Suami adalah pemimpin dalam rumah tangga. Jangan sampai nantinya malah istri yang ambil kendali.

Jadi jangan merasa rendah diri, kalau kamu (kaum hawa) hanya bergelar S1 bahkan hanya lulus SMA, sedangkan calon suamimu bergelar S2 atau S3. Bersyukur saja kalau ternyata calon suamimu adalah yang berpendidikan tinggi. Karena beliau yang akan mengendalikan biduk rumah tangga nanti.

Tapi gaes, bukan berarti perempuan nggak boleh kuliah. Bahkan perempuan harus pintar juga. Karena perempuan harus multitalenta. Mengatur keuangan keluarga hingga menjadi guru pertama anak-anaknya. Semuanya perlu ilmu yang cukup.

Tapi jangan sampai gelar itu malah menghambat proses pernikahan kalian. Ilmu kan bisa digali di mana saja. Dari seminar-seminar, baca buku, ikut kursus atau sekedar sharing dengan teman.

Nah, sebaliknya. Bicara kesiapan, kalau memang sudah lulus S1 belum siap. Dengan segala alasan yang kuat, mending lanjut S2 saja kalau itu menjadi pilihannya. Karena kesiapan itu bukan harus nunggu S2 atau S3. Tapi bercermin pada diri, sudahkah siap?

Banyak kok mereka yang memutuskan menikah tapi masih duduk di bangku kuliah. Membereskan skripsi dan wisuda bersama. Banyak juga mereka yang setelah menikah melanjutkan S2 dan S3-nya bersama pula. Jadi pernikahan itu jangan dijadikan halangan.

Segala sesuatu tergantung niatnya. Maka, luruskan niat dulu, Gaes. Kuliah untuk apa? Menunda menikah karena apa? Alasannya hanya diri kita yang mengetahui. Aku yakin kita punya alasan tersendiri. Karena hidup adalah pilihan. Silakan saja memilih jalan yang mana. Hidup kita yang jalani, ya kita juga yang mengambil resiko. Iya kan? Iya ajalah. Hehehe.


#OneDayOnePost
#HariKeempat

25 komentar:

  1. Super sekali ibu yang satu ini...
    Jempol dah!

    BalasHapus
  2. setuju banget mbak, semua orang pasti punya alasan di setiap pilihannya

    tapi ada lho orang tua yang menuntut calon mantunya harus sejajar dengan anaknya, baik dalam hal pendidikan, materi maupun pekerjaan.:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ada.. banyak malah. Hehehe...yang penting Shalih. Kalau udah Shalih yang lain pasti ngikutin, karena lelaki shalih tahu betul apa yang menjadi kewajibannya. hehehe

      Makasih sudah mampir ke sini, Mbak...

      Hapus
  3. Setuju banget mbak menikah dan pnya anam bukan halangan untuk mngenyam pendidikan lebih tinggi

    BalasHapus
  4. Sebenarnya saya juga ga stuju mak, tapi kok ya sempat termakan iklan itu. bikin ga bersyukur aja...hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihiy, nggak apa-apa.. namanya juga iklan.. suka lebay emang..

      Makasih sudah mampir ke sini, Mbak...

      Hapus
  5. Sedari awal memang ada bau konspirasi tuh iklan ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya yah,,

      Makasih sudah mampir ke sini, Mbak...

      Hapus
  6. Kalau saya sih mikirnya, anak di iklan itu hanya beralasan saja. Tapi nikahnya memang tidak harus S2 kok Mbak. Saya aja sekarang juga tidak mengharuskan anak kuliah S1. Selama jelas jalan hidupnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya itu alasan aja. Kan kesiapan mau nikah itu tidak bisa diukur dari pendidikan, usia atau yang lainnya. Tapi ada pada dirinya sendiri..hehe

      Makasih sudah mampir ke sini, Mbak...

      Hapus
  7. sepertinya tanoa disadari terkadang jadi syarat tersendiri menikah sama2 harus punya pendidikan yang tinggi, sebenarnya kapan siap ngak mesti s2 kan.aku juga suka gimana gitu liat iklan yang satu ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya memang setiap orang punya kriteria masing-masing sih. Tapi kalau iklan kayak gitu, ntar takutnya malah mempengaruhi yang lainnya,hehehe

      Makasih sudah mampir ke sini, Mbak...

      Hapus
  8. Semuanya kembali ke masing2 pribadi mak.. Menikah itu juga termasuk panggilan jiwa juga sih. Kalo blm merasa terpanggil atau belahan jiwanya belum memanggil, ya piye toh? Hehehehe.. Semua org berhak menentukan kapan dan mengapa and no body tdk punya hak untuk ngejudge. Hehehehe
    .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau belahan jiwa belum memanggil, panggil aja sekarang, hihihiy..

      Makasih sudah mampir ke sini, Mbak...

      Hapus
  9. Yups, saya sependapat, justru yang S2 saya dulu,setelah saya lulus, suami baru melanjutkan kuliahnya ke S2. Bukan untuk sejajar, mbak. Tp untuk bekal diri, mencari ilmu sejatinya bukan untuk siapa yang hebat dan pintar, melainkan untuk bekal diri untuk kehidupan yang lebih baik.

    Saya bukan kaya harga, tapi pengen pinter, menjadi pinter ga harus sekolah, yang penting belajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, harusnya memang gitu mbak.. mengenyam pendidikan formal bukan untuk apa-apa, tapi untuk kehidupan yang lebih baik. Selamat dunia akhirat.

      Makasih sudah mampir ke sini, Mbak...

      Hapus
  10. setuju Mbak, malahan kalo terlalu menunda-nunda ntar jodohnya jadi jauh dan kadang sampe tua gak nikah-nikah juga :)

    BalasHapus
  11. Waah aku tadinya mau nulis status kayak gini, gara2 iklan itu. Aku ga setuju bangeet heeh..

    BalasHapus
  12. emansipasi uni, biar "harga jual" perempuan lebih tinggi, ada calon temen ambo kalo indak salah baru 25 thn sudah kandidat Ph.D

    BalasHapus
  13. yang mengerti hanya yang sudah kuliah s2.
    jalanin aja dulu bu haha

    BalasHapus
  14. sama seperti mbak, saya sebagai pria juga gak setuju sama iklan itu. Alhamdulillah dulu sebelum nikah ,calon istri juga pinginnya nerusin S2 dulu tetapi saya tegaskan bahwa saya tidak bisa menunggu seperti itu. Saya yakinkan kepadanya dan kpd kedua ortunya bahwa justru sy bisa menjadi penyemangat ia setelah menikah dan jika ia ingin melanjutkan studinya. Dan sekarang setelah menikah dan memiliki seorang anak, istriku tinggal menunggu wisuda S2nya deh..alhamdulillah. Emang aneh tuh iklan,konspirasi banget,manalagi modelnya berhijab kok seolah" gengsi harus sejajar dulu dgn calonnya baru mau menikah.

    BalasHapus