Kamis, 11 Februari 2016

Elgebete; Sebuah penyakit yang mematikan!

Bismillah...

Akhir-akhir ini kita dikagetkan oleh Elgebete. Sebuah penyakit yang bahaya sekali. Penyakit? Iya, gerakan ini bagai kutukan penyakit. Hadirnya sangat merugikan banyak orang. Kependekan dari Lesbi-Gay-Biseksual-Transgender ini bikin aku jijik. Karena Elgebete mematikan masa depan generasi bangsa. Mematikan prestasi dan harapan manusia.

Kalau flash back lagi, kita pasti ingat cerita Nabi Luth. Di zaman itu banyak pasangan sesama jenis. Maka Allah datangkan azab yang besar untuk para Elgebete. Bagaimana tidak, sudah jelas-jelas Allah memberi pesan dalam Al-Quran, berpasang-pasanglah hanya antara laki-laki dan perempuan. Tidak ada pasangan sesama jenis kan?  

Aku termasuk masih awam dengan penyakit ini. Yang pasti aku menolak legalitas Elgebete di Indonesia. Menurutku gerakan hina ini merusak kemerdekaan RI. Pahlawan kita sudah susah payah memperjuangkan Pancasila, eeehhh seenak udel kaum Elgebete mau merusaknya. Liberalisme tidak bisa diterapkan di Indonesia, Cuy. Agama mana sih, di Indonesia yang mengajarkan pasangan sesama jenis? Tidak ada! Terlebih itu adalah Islam. Haram hukumnya!


Elgebete; Sebuah penyakit yang mematikan!, LGBT, menolak LGBT, cerita LGBT, LGBT Indonesia, LGBT dilarang di Indonsia, gerakan LGBT, http://kataella.blogspot.com
Gambar yang dishare teman di Grup WhatsApp



Aku kaget dan mual hebat. Rasanya seisi perutku ingin kumuntahkan saja. Muak dengan gambar yang beredar. Kabarnya, banyak line stiker yang blak-blakan Elgebete. Dan yang membuat aku kesal bukan main adalah, web resmi elgebete Indonesia. Isinya? Jangan ditanya. Menyeramkan! Ini gerakan atau film horor sih? Kok serem banget.

Aku manusia biasa yang bukan siapa-siapa. Hanya seorang ibu rumah tangga yang sukanya cuap-cuap di blog sederhana. Jadi apa daya suara hati ini untuk menolak Elgebete? Hanya bisa Berdoa dan ikut mengisi petisi-petisi yang sudah dibuat.

So, bagi kamu yang juga menolak Elgebete, yuk isi petisi onlinenya. Bisa dibuka di sini

Elgebete; Sebuah penyakit yang mematikan!, LGBT, menolak LGBT, cerita LGBT, LGBT Indonesia, LGBT dilarang di Indonsia, gerakan LGBT, http://kataella.blogspot.com


Lindungi generasi kita dari penyakit yang mematikan ini. Atur pola asuh kepada anak. Jangan biarkan momen terindahnya terlewatkan begitu saja. Karena kehadiran ayah bunda sangat berpengaruh pada perkembangannya. Jangan sampai generasi kita menjadi sasaran empuk para aktivis Elgebete. Bekali Al-Quran dan Hadist kepada mereka. Tanamkan akhlak yang mulia. Sesungguhnya ini semua, menjadi pengingat diri sendiri yang masih fakir ilmu agama.

SEKIAN

8 komentar:

  1. Ih sayang deh line stickernya. Padahal unyu tapi kenapa mesti gay

    BalasHapus
  2. Saya juga menolak.. Buktinya udah punya istri.. Cantik lagi..

    BalasHapus
  3. Saya speechless banget mbak ela. Apalagi tadi malam sekilas nonton dialog tentang LGBT di Kompas TV. Acaranya dipandu sama rossiana silalahi. Dari kubu yang pro LGBT (Dan kayaknya jg pelaku) seorang pria pake pake peci dengan saring dikalungkan (maksudnya APA coba?) Dan dia bilang begini . "Masyarakat kita belum tahu ala itu sebenarnya LGBT. Kami dibilang tidak agamis. Ya kalau kamu gay Dan kamu Islam jadilah Islam yang taat" Dalam hati saya "Hey mas! Kalau kamu taat kamu gal gay. Catat! Bold underline italic" Dalam hati saya aja. Soalnya itu aduah jam 11 malam Dan kalau saya teriak2 takutnya ditimpuk bantal sama suami.

    Genes banget sama komunitas satu ini. Lama2 makin ngelunjak! Ini yang sering org tua bilang "udah salah, ngelunjak lagi!"

    Saya mau isi petisinya. Dari hape bs ga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa mbak.. isi aja.. buka linknya... semoga Indonesia MENOLAK legalitas LGBT

      Iya emang bikin jijik. Jeremy Teti jg pernah diundang di TV One. Pas ditanya LGBT gimana punya anaknya, dia malah jawab "SEWA RAHIM WANITA" Gusti... ini adalah tanda2 akhir zaman.. rahim siapa sih yang mau disewa untuk kepentingan LGBT?

      Semoga keluarga kita dilindungi oleh Allah SWT

      Hapus
  4. Saya juga tidak setuju dengan LGBT. Tapi, berusaha menyikapi dengan tenang. Biar gak salah bertindak :)

    BalasHapus