Kamis, 25 Februari 2016

Ketika Anak Lebih Memilih Nanny-nya

Bismillah...

Tidak jarang kuajak bang Alif main ke depan rumah. Ikut bercengkrama dengan beberapa tetangga. Yah, hitung-hitung supaya bang Alif tidak bosan saja. Melihat dunia luar menjadi kebahagiaan tersendiri untuknya. Lihat saja, si kecilku senang sekali jika ada kucing atau ayam yang melintas di sana. Tertawa dengan lepas tanpa beban di dada. Ahh, jagoannya Ummi, makin menggemaskan saja.

Di situ ada anak sekitar dua tahunan. Sebut saja Zahra (bukan nama sebenarnya). Diasuh oleh seorang ibu yang sudah beruban. Beliau sudah punya banyak cucu. Tapi tetap bekerja sepanjang waktu. Pasalnya tidak betah hanya duduk manis saja. Karena anak cucu sudah tinggal jauh dari rumahnya. Bahkan, ia sudah menganggap Zahra sebagai anak sendiri.

Jam empat sore majikannya pulang. Tapi miris sekali, Zahra tidak mau berhambur ke panggkuan. Padahal sudah ditinggal seharian. Masa sih tidak ada kerinduan? Gadis kecil itu lebih memilih ibu asuhnya dari pada mamihnya. Ahh, harusnya tidak seperti ini, ya. Apa yang salah?

Karena aku yakin, tidak ada ibu yang ingin mengabaikan anaknya. Buktinya tidak sedikit aku mendengar cerita teman, mereka sedih sekali berpisah seharian. Perasaannya berkecamuk tak terluapkan. Kadang menangis karena rindu saat di tempat kerja. Kadang meneteskan air mata saat melihat fotonya. 

Well, fenomena seperti ini tidak sedikit kujumpai. Seorang balita yang lucu enggan digendong oleh ibunya sendiri. Karena sudah terlalu dekat dengan seorang pengasuh atau bahasa kerennya; Nanny. Yang menjadi pertanyaan besar adalah, siapa yang salah? Ibunya yang cuek? Ahh, tidak patut mencari siapa yang salah. Jangan biarkan hal ini tidak terjadi lagi. Ada beberapa tips untuk working mom agar kemistri tetap terjaga dengan si buah hati.


Ketika Anak Lebih Memilih Nanny-nya, anak lebih dekat dengan pengasuhnya, babby sitter, cerita anak, http://kataella.blogspot.com


Pertama, usahakan nanny tidak menginap. Biarkan ia datang saat kita sebagai working mom berangkat bekerja. Jika ia meningap, akan menjadi kebiasaan yang membuat kita mengabaikan tugas saat berada di rumah. Kan repot? Oke jika nanny tetap harus menginap, pegang kendali pengasuhan anak. Nanny hanya membantu menyiapkan perlengkapan saja. Atau bahkan dipanggil kalau kita benar-benar rempong banget.

Kedua, tidurlah bersama si buah hati tercinta. Kehadiran mommy saat sebelum dan bangun tidur sangat dibutuhkan. Karena momen inilah, waktunya kita mencurahkan segala pengasuhan terbaik. Memberikan kasih sayang yang optimal. Insya Allah dengan cara ini kemistri hubungan antara anak dan ibu akan terjaga.

Ketiga, luangkan waktu bersamanya saat akhir pekan. Kehadiran ayah dan ibu sangat ia harapkan. Si kecil yang butuh perhatian. Optimalkan waktu bersamanya tanpa ada momen yang terabaikan. Insya Allah dengan segala cinta dan kasih sayang. Semoga ia tetap dekat dengan daddy dan mommy  seorang.

5 komentar:

  1. Hemmm, saya juga diurus sama nanny. Mama saya kerja tapi sudah terbiasa, kok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, tapi yang bahaya itu anak lebih akrab dengan nanny. Kalo Audrey kan dekatnya sama Mama...

      Hapus
    2. Nannynya sudah ada dari zaman mama saya masih pacaran ... dibilang deket sama Mama, sih, gak terlalu deket juga.

      Hapus
    3. Waw luar biasa, Audrey.. yang penting kan deket.. walau enggak terlalu juga. Hehe

      Hapus