Minggu, 21 Februari 2016

Pahlawan itu bernama ODOJ (Part 2)

pahlawan itu bernama ODOJ, one day one juz, tilawah sehari satu juz, komunitas one day one juz, komunitas ODOJ, Alquran, cerita Alquran, http://kataella.blogspot.com
Sumber: google image
Baca cerita sebelumnya: Pahlawan itu bernama ODOJ (Part 1)

Selasa, 31 Desember 2013

Angin membelai pipiku dengan lembut, kerudung merah jambu yang menempel di kepalaku melambai-lambai. Sepertinya ia sedang menyapa sore ini. Ahh, indahnya. Tertegun dengan kekuasaan-Nya, aku masih diberikan kesehatan. Ada rasa yang tabu menelusuk ruang kalbu, mungkin bisa kukatakan itu rindu. 

Ingin rasanya kubuka surat cinta-Nya. Teringat beberapa orang sudah memberikan sinyal kuat agar aku merapatkan barisan ke dalam kalam di atas singgasana cinta-Nya. Kuraih laptop yang saat itu mejeng di atas meja kecil di kamarku. Kubuka akun facebook, ada sesuatu yang menarik perhatian di beranda akunku itu.

Silakan dibuka tulisan saya hari ini tentang ODOJ

ODOJ? Kata itu datang lagi. Kuarahkan mouse untuk membuka link yang sudah ia berikan. Blog itu milik seorang teman di komunitas kepenulisan, ia sudah menggunakan domain berbayar. Ia menulis sebuah postingan tentang penjelasan ODOJ. Kubaca dengan runut, ada magnet yang menarik perhatianku. Ada sebuah kalimat yang menyentuh nuraniku.

“Jika untuk menonton sebuah film saja kau bisa menghabiskan waktu hingga berjam-jam, masa untuk tilawah kau bilang tidak punya waktu? Padahal, kau hanya butuh menyediakan waktu beberapa menit saja!”
Aku tersentak. Saluran napasku seketika seperti selokan yang tersumbat sampah, aku susah bernapas. Bola mataku berhenti pada kalimat itu, sepertinya udara masuk dalam setiap pori-poriku. Dingin. Banyak air yang ingin membobol mataku, hingga akhirnya benteng pertahanan itu kalah. Aku meleleh!

“Saya, nggak ingin kalah dengan teman-teman grup ODOJ saya yang walau sudah berusia lebih tua, tapi mereka bisa. Juga tidak ingin kalah dengan mereka yang berpeluk mesra dengan kesibukan, namun mampu kelar juga, 1 juz setiap hari. Hebat.”
Pada kalimat penutup itu aliran hangat di pelupuk mata semakin deras. Entah apa yang mendorong mereka untuk memaksa keluar. Bayangan Nur, Tina, guru ngajiku melintas sesekali dalam ingatan. Mereka yang sebelumnya sudah mengingatkanku untuk meningkatkan tilawah. Namun, aku tersadar oleh sebuah tulisan singkat ini.

Januari 2014

Aku terjun pada komunitas ODOJ. Energi yang menggebu masih melekat dalam diri. Setelah beberapa kali aku mencari tahu tentang nilainya yang hakiki. Masya Allah, komunitas ini mendamaikan hati. Pada bulan ini pun seorang lelaki menemui orang tuaku untuk mengutarakan niat sucinya, menjadikanku seorang istri. Sungguh kebahagiaan yang bisa kuraup di bulan ini.

ODOJ, membuatku menjadi pribadi yang istimewa. Sejak aku resmi menjadi anggotanya, aku membuat sebuah jadwal harian yang terencana. Tujuannya agar target itu bisa tercapai. Bisa tilawah satu juz sehari. Jadwal bangun tidur sampai tidur lagi. Di jadwal itu, aku juga mencantumkan jadwal makanku. Alhasil penyakitku tidak kunjung datang lagi, mungkin ia benci melihatku. Karena kini pola makanku sudah teratur, bahkan pola hidupku. Sungguh tidak pernah kubayangkan sebelumnya perubahanku bisa secepat ini.

Awal tahun 2014 yang indah, berkumpul di sebuah keluarga baru, grup ODOJ 1885, pada aplikasi whatsapp. Grup ini berisi orang-orang hebat. Kami saling menyemangati, berlomba-lomba demi mencapai target. Tidak jarang, kami bertukar motivasi atau sekedar kata-kata hikmah. Semuaya terjadi karena pahlawanku. Ia menyulap hidupku menjadi lebih bermakna. Pahlawan itu bernama ODOJ.

Kamis, 3 April 2014

Sebuah janji suci telah ia ikrarkan. Sungguh aku bahagia. Penulis kisah inspiratif itu berhasil melumpuhkan kerasnya hatiku. Malam ini terasa berbeda, mungkin karena ada orang asing yang menemaniku di kamar yang tidak luas ini. Suamiku, ah, tentu saja ia bukan orang asing lagi sekarang. Tapi kini sudah terbentang indah dalam beranda hatiku.

Di malam pertama kami, ia sibuk dengan ponsel dan mushafnya, aku mendekat dan melingkarkan tangan di lehernya, “Mas ODOJers juga ya,” tanyaku.

“Iya Insya Allah,”
“Wah Masya Allah, aku ODOJers juga lho, Mas. Baru beberapa bulan gabungnya,”
“Mas juga baru beberapa bulan.”

Senin, 2 Juni 2014

“Ciyeee, yang sudah kholas,” suamiku menggoda dalam pesan di whatsapp.
“Iya donk. Emangnya mas belum?” tanyaku.
“Belum, setengah juz lagi” jawabnya lagi.


Suamiku adalah motivator ulung untuk kehidupanku. Terutama untuk program tilawah sehari satu juz ini, atau lebih bekennya ODOJ. Jika aku belum kholas (kholas: sebutan jika sudah selesai tilawah) pasti lelaki berjanggut seksi itu yang membakar semangatku. Dan sebaliknya. Selalu. Terlebih lelaki itu pernah ikut andil dalam pergerakan hatiku. 

Ya, pemilik blog www.syaiha.com adalah suamiku, sekarang alamatnya ganti menjadi www.bangsyaiha.com dan http://bang-syaiha.blogspot.com. Blog yang pernah aku buka di sore penghujung tahun 2013 lalu. Namun jika boleh jujur hingga saat ini ia belum mengetahui bahwa aku pernah tergerak melalui blog pribadinya itu. Bahkan, ketika hari pertama kami bersama aku pura-pura tidak tahu bahwa iya adalah anggota ODOJ juga. “Padahal gue udah tahu boy!”

7 komentar:

  1. wahh keren mba Ella...
    beruntungnya dapet pasangan yg sama* soleh

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah... semoga pasangan dunia akhirat. hehe

      Hapus
  2. ahayyyy icicuittt mbak ella kuh.. amel merasa beruntung dikenalkan dengan ODOJ 1885 .. yang ternyata isinya adalah para muslimah hebat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa saaaay, beruntung jugaaa kenal sama Amel..hihiy jadi malu sama ceritanya

      Hapus
  3. Co cuit... beneran kagak nahan bacanya

    BalasHapus
  4. Saya jadi penasaran yang di baca mbak Ella di tahun 2013 di blog bang syaiha itu tulisan apa ya??

    BalasHapus