Jumat, 30 Mei 2014

Ngobrol Bareng Afifah Afra dan Hikaru di IBF 2014

Antusias - Hikaru; Saat membagikan pengalaman menulisnya.

Mengapa kita menulis?
“Menulis sebagai Self Therapy dan Peran Media” jelasnya. Betul sekali, penulis yang sering disapa Hikaru ini menjadikan menulis sebagai terapi diri dan membantu peranan media. Disaat apapun kita dengan menulis akan mencairkan suasana. Sedih, suasana ini akan lebih produktif jika kita melatih diri sendiri dengan menulis. Bahagia, tentunya akan lebih mudah pula mengungkapkan kebahagiaan dengan menulis. Begitu pun dengan peranan media. Tanpa para penulis yang produktif, media akan pincang. Media membutuhkan kita yang cerdas dalam mengemas informasi bersama ide-ide yang menariknya.
Minggu, 25 Mei 2014 – Bogor Islamic Book Fair 2014 menghadirkan penulis muda ini dalam rangkaian acara. Hikaru, membagikan pengalaman menariknya dalam dunia kepenulisan. Ia juga memberikan bocoran behind the scene novel ‘L.A The Detective’. Ternyata novel setebal 430 halaman ini melintasi berbagai tantangan. Tidak aneh jika novel ini mencuri perhatian Afifah Afra untuk diterbitkan di Indiva Media Kreasi, penerbitan miliknya. Draft kasar novel ini sudah mulai ditulis sejak Hikaru duduk di bangku SMP. Hikaru menulisnya di atas buku-buku jadul seadanya. Hingga di penghujung 2013 Novel ini lahir dengan selamat.
“Apa saja tantangan penulis pemula?” Tanya salah satu peserta.
“Tantangan penulis pemula yang pertama adalah merasa tidak ada Ide, padahal ide bisa digali di mana saja dan kapan saja. Detak jantung per menit pun bisa jadi sebuah ide yang menakjubkan. Yang kedua, penulis pemula demam edit naskah. Sebentar-sebentar mengedit. Padahal jika sedang menulis, biarkan ide itu mengalir deras dari kepalamu. Hidari juga kata TIDAK MOOD DAN TIDAK PEDE. Dua sifat ini harus dibasmi oleh niat besar kita untuk selalu menulis dan menulis.” Jelas wanita kelahiran 8 Mei 1982 ini.
Ini terbukti ketika Hikaru membagikan kertas berwarna pink dan biru saat aplikasi menulis sebagai self therapy. Ia membagikan kertas pink kepada peserta untuk menulis hal-hal yang bahagia. Sedangkan kertas biru untuk hal-hal sedih. Hikaru memberikan waktu 5 menit kepada peserta. Alhasil, hampir semua peserta bisa menyelesaikan tantangan ini. Tidak ada alasan penulis pemula untuk berteriak bahwa ‘aku tidak ada ide, aku tidak mood, atau aku tidak mood’. Karena sesungguhnya ide banyak di mana-mana.
Tidak kalah menariknya, acara dilanjutkan oleh seorang penulis kawakan. Dialah CEO Penerbit Indiva Media Kreasi. Ya, Afifah Afra. Dalam sesi ini Afra membagikan kunci rahasia dalam melintasi dunia kepenulisan. Tidak hanya itu, Afra juga memberikan kisi-kisi novel yang akan lolos di event Lomba Menulis Novel Inspiratif Indiva 2014 nanti. Atau lebih beken dengan sebutan LMNI Indiva ini.


Novel yang bagus itu bukan novel yang bahasanya keren. Bukan juga novel yang ditulis oleh penulis lama. Tapi novel yang bagus itu novel yang punya IDE BAGUS YANG INOVATIF. Novel-novel yang akan lolos pada LMNI tahun ini adalah novel yang memiliki ide bagus, komunikatif dan menggerakkan.” Katanya saat ditanya oleh salah satu peserta pada saat sesi tanya jawab.
“Ide itu bagaikan ruh, dan diksi sebagai jasadnya. Jika disatukan Ide dan diksi maka akan menjadi sebuah cerita. Ide tanpa diksi seperti hantu. Dan diksi tanpa ide seperti mayat.” Sambungnya lagi.
Jika disimpulkan dari penjelasan Afifah Afra dalam acara itu adalah, novel yang bagus dan spektakuler biasanya lahir dari penulis pemula yang memiliki ide baru yang keren. Jadi jangan heran jika Laskar Pelanginya Andrea Hirata lebih tenar dari pada novel-novel selanjutnya. Jangan aneh jika Ayat-Ayat Cintanya Kang Abik lebih membludak dari pada karya terbarunya. So, buat kamu yang masih punya niat jadi penulis, kini saatnya untuk kita mengemas ide baru itu. Tentu dengan banyak membaca dan berlatih menulis.
“Pembaca yang keren akan menjadi penulis keren,” katanya lagi saat menutup perjumpaan.




0 komentar:

Posting Komentar