Jumat, 30 Mei 2014

Tetep Ngumpul Untuk FLP!

Mbak Hana, Ikhwan, Mas Syaiha - Ditemani donat abstrak buatanku ^_^



“Dari Giant ke mana lagi ya, mas?” Tanya seorang di seberang telepon.
“Tinggal nyebrang aja kok. Liat gang ahli gigi kan? Ada Dokter 24 Jam juga kan?” Balas mas Syaiha, suamiku menjelaskan rute ke arah rumah kami. Hari ini pengurus Forum Lingkar Pena Bogor atau lebih bekennya FLP Bogor akan mengadakan sebuah rapat kecil. Tentu membahas tentang program-program yang sudah dibentuk sebelumnya.
“Di sini nggak ada dokter 24 Jam, mas! Giant Yasmin kan?” tanyanya lagi. Ia adalah Ikhwan, anggota FLP Bogor angkatan keenam yang juga aktif di kepengurusan. Nampaknya mahasiswa IPB ini salah informasi. Rumah kami, alias Rumah Elsya (Apa lagi tuh Elsya) Ella dan Syaiha, ooooohh... bukan di dekat Giant Yasmin, namun di Giant Ekspres Sindang Barang Loji. Maka Ikhwan harus melanjutkan perjalanan, ia memacu motornya dengan cepat. Dua puluh menit kemudian setelah dijelaskan secara detail rute rumah kami, akhirnya sampai juga.
Selain Ikhwan, ada mbak Hana yang setia setiap saat untuk FLP Bogor. Wanita yang suka menulis sajak ini sudah tiba di rumah kami tiga puluh tujuh menit sebelum Ikhwan datang. Bahkan terik mentari siang itu pun tidak mnyurutkan niat baik kami(semoga saja). Kami berempat (Aku, Mas Syaiha, Ikhwan dan mbak Hana). Niat luhur bak para pejuang di Forum Lingkar Pena Bogor untuk terus memajukan organisasi ini. Ya, Minggu 18 Mei 2014 menjadi hari yang sempat kami hiasi dengan beberapa agenda pembahasan. Salah satunya adalah revitalisasi blog dan akun di sosial media. Anggota FLP Bogor tidak hanya daftar, mengikuti pelatihan, inaugurasi, selesai. Tapi siapa saja yang sudah berlebel FLP harus ikut memajukan dunia kepenulisan. Sesuai dengan visi FLP “Organisasi yang memberikan pencerahan lewat tulisan.” Secara tidak langsung anggota dilatih lebih sering lagi untuk selalu memberikan pencerahannya lewat tulisan-tulisan. Maka beralih dari itu, ada blog FLP Bogor yang bisa dimaksimalkan fungsinya. Setiap anggota FLP Bogor wajib membuat tulisan apa pun dan dikirimkan ke email FLP Bogor setiap pekan. Selain itu ada buku bacaan wajib yang harus dilahap oleh setiap anggota. Judul bukunya sudah ditentukan bersama. Output yg diharapkan dari program buku bacaan wajib ini adalah agar anggota mengetahui tulisan fiksi dan non fiksi yang sedang booming di masa kini. Selain itu juga untuk mempelajari karya-karya best seller, serta menumbuhkan motivasi menulis dan menghasilkan tulisan bermutu dari bacaan yang dibaca.

Dari Kir-Kan; Hana (pegang buku), Hikaru, Koko Nata, Afifah Afra, Fadli, Syaiha, Ikhwan, Novi


Selain itu usai acara kemarin di Bogor Islamic Book Fair, 25 Mei 2014. Kembali pengurus FLP Bogor mengadakan sebuah diskusi. Kali ini ada beberapa tokoh FLP yang juga memberikan petuahnya kepada kami. Mbak Afifah Afra, Mas Koko Nata dan Mbak Hikaru.
“Usahakan setiap hari luangkan minimal satu jam untuk menulis. Ini tugas untuk kita sebagai anggota sekaligus pengurus di Forum Lingkar Pena.” Jelas Afra saat itu.
“Forum Lingkar Pena akan melakukan pendataan ulang setiap tahunnya. Tahun ini diharapkan ada pemutihan database. Bagi siapa saja yang pernah bergabung di organisasi ini atau pernah terlibat, diwajibkan registrasi ulang yang akan dikolektif oleh pengurus masing-masing cabang. “ Katanya dengan antusias. Mas Koko Nata menjelaskan kebijakan baru dalam organisasi menulis ini.
Bagi kamu yang ngaku anggota Forum Lingkar Pena, khususnya cabang Bogor. Yuk Mari melakukan pendataan ulang. Itu pun jika kamu masih mau bergelut di organisasi ini. Jika tidak, dengan otomatis nama kamu akan dicoret dalam keanggotaan. Untuk tekhnis jelasnya bisa menghubungi pengurus FLP Bogor.



      Tidak cukup di acara IBF itu, kami melanjutkan perbincangan seputar FLP di luar. Sebelum kami pulang ke rumah masing-masing, kami mencari tempat makan angkringan di sepanjang Jl. Pakuan Raya Bogor. Di sana, sambil melahap makanan yang sudah dipesan, kami membahas beberapa agenda yang belum sempat kami diskusikan. Malam yang hangat, walaupun seharian padat dengan kegiatan. Namun semangat itu masih tersisa.  Semangat untuk dunia kepenulisan. Selalu.

0 komentar:

Posting Komentar