Senin, 02 Juni 2014

BUIH



Putih. Terhampar. Bersih. Sedap pandangan sebuah retina
Indah. Bahkan kutahu engkau punyai sebuah makna
Hidupmu adalah pilihan yang nyata
Ketika selaksa memintal dari sebuah cinta

Aku hanyalah rajutan debur ombak
Kala percikannya pergi saat menepi
Karena kuyakin buihnya tertinggal disebuah batu congkak
Itulah rasaku dalam sebuah elegi

Aku pernah berdiri di sana
Ya, selaksa potret jiwa membayang semesta
Buih-buihnya tersebar ke segala penjuru dunia
Namun tetap sama, pepasir jua

Lama kupendam buih itu
Saat kuberhasil menepi
Semburatnya tlah nampak dalam makna pantaimu
Itulah rasaku dalam sebuah imaji, pagi ini.

Bahkan tarian sang bayu menggodaku
Untuk tersenyum lepas tenggelamkan penatku
Benturkan keraguan pada karang yang kuat
Hingga tak ada lagi prasangka yang berat

Namun jingga melepaskanku
Melukis sajak sendu dalam hitam dengan syahdu
Karena kutahu bahwa esok akan ada dirimu
Yang menjemput buih, tanamkan cinta dalam kalbu


This entry was posted in

0 komentar:

Posting Komentar