Sabtu, 13 September 2014

September Terindahku

Jumat, 12 September 2014

“Mamas nggak bisa ngasih kado ya, sayang,”
“Nggak apa-apa, September tahun ini kado spesialnya adalah mas dan calon malaikat kecil kita,” kataku dengan santai sambil mengelus perutku yang mulai buncit.

Sehari menjelang tanggal lahirku, lelaki yang kutempatkan namanya di tahta hatiku itu sudah mewanti-wanti.
Tahun ini tak masalah tidak ada kado atau pun kejutan-kejutan seperti tahun lalu. Karena hidupku sudah lengkap, rasanya aku tak menuntut orang-orang terdekatku untuk memberikan kado yang menurut mereka spesial. Karena Allah sudah lebih dulu memberikan kado terindah itu. Walau mungkin indah versiku saja. Sekali lagi aku katakan kepadamu, aku sudah cukup bahagia. Tugasku sekarang adalah hanya bersyukur dan bersyukur. Selain itu aku harus menjaga keutuhan kebahagiaan yang telah Dia anugerahkan.

Seperti biasa selepas hari menjumpai malam, aku dan suamiku duduk bersantai atau sekedar merebahkan badan membuang letih seharian. Lagi-lagi calon ayah dari janin yang kukandung itu melempar permohonan maafnya, karena tidak bisa memberikan kado di hari lahirku. Ahh, dia terlalu berlebihan. Tak masalah, pikirku.

“Sayang nggak mau nunggu pergantian hari nanti jam12 malam?” tanyanya.
“Hmm.. terus kalau sudah harinya ganti mau ngapain?” tandasku malas, dengan mata yang mengantuk yang kutaksir saat itu sudah jam sebelas malam.
“Ya tidur lagi!” singkatnya.

Saat itu entah sihir dari mana yang membuatku ingin cepat-cepat tidur. Namun tetap saja seperti biasa lelaki di sampingku sudah lebih dulu pergi ke negeri impian. Sudah asik dengan bunga tidur yang menghiasi tidurnya. Hingga malam di tanggal 12 September ini berjalan begitu saja.

                                              ====

Sabtu, 13 September 2013
02.05 am

Sepertinya aku sedang bermimpi, namun sosoknya menghapus mimpiku. Tentu ini bukan mimpi lagi, suamiku bangun dan meninggalkan tempat tidurnya. Tumben, gumamku. Biasanya aku yang bulak-balik ke toilet tengah malam seperti ini. Ahh, sudahlah

Aku tidak berpikir panjang, otakku hanya satu tujuan; segera tidur dan melanjutkan mimpiku tadi. Benar saja, aku sudah terlelap kembali dalam buaian mimpi. Namun kali ini mimpiku sangat indah. Ya, indah sekali. Seorang pangeran meraih tanganku dengan lembut, menyentuh keningku. Ahh, pangeran.

“Sayang, ayooo... bangun,” kata pangeran itu.
“Mmmmm....” mataku masih enggan terbuka, mimpi kali ini seperti nyata. Aku dipaksa untuk bangun dari tidurku.
“Sayang, barakallah fi umrik ya, ayo keluar dulu!” pinta pangeran itu lagi.

Stop! Ini bukan mimpi! Ini nyata ! Ya Rabb, pangeran dalam mimpi indahku ini adalah suamiku. Betapa terkejutnya, kutemui kue cantik lengkap dengan lilin berbentuk angka 23. Masya Allah... Suamiku... Ahh, aku speechless! Bener-bener speechless. Saking senengnya aku lupa bagaimana cara berbicara. Bagaimana cara mengucapkan sebuah kata-kata.


September terindahku, hadiah ulang tahun yang romantis, hadiah ulang tahun untuk istri, hadiah ulang tahun spesial, tulisan untuk hari lahir, tulisan romantis, http://kataella.blogspot.com


“Terima kasih, Mas, hmmmm...,” hatiku meleleh. Mataku mulai terasa hangat. Seperti ada yang ingin berjatuhan di sana.
“Semoga panjang umur dan sisa umurnya berkah,”
“Iya, semoga sisa umurku hanya kuhabiskan dengan Mas,”
“Amin”

Tidak cukup sampai disitu, ada kejutan lagi yang membuatku terkagum-kagum. Ia memberikan sebuah buku. Kautahu itu buku apa? Judulnya “Untukmu” sebuah kumpulan tulisan berupa ucapan doa dan harapan dari teman-temanku, bahkan dari orang-orang terdekatnya (yang sebenarnya aku nggak kenal :D ) ikut mengisi buku manis itu.


September terindahku, hadiah ulang tahun yang romantis, hadiah ulang tahun untuk istri, hadiah ulang tahun spesial, tulisan untuk hari lahir, tulisan romantis, http://kataella.blogspot.com


“Aduh... Kenapa harus repot-repot nyiapin ini sih, Mas, aku kan udah bilang aku udah punya kado spesial. Calon anak kita ini sudah cukup menjadi kado spesialku di tahun ini. Makasih ya Mas, Mas baik banget. Cococuwit bingit...,”
“Iya, hanya ini yang bisa Mas berikan buat sayang,”
“Ini lebih dari cukup. Ini adalah September terindahku, beneran deh!”

Seperti itulah malam terindahku di pertengahan September 2014. Bahkan aku bingung mengungkapkan keindahannya dalam sebuah tulisan pendek ini. Walau (mungkin) salah satu dari kamu menganggap ini lebay, tapi aku hanya ingin berbagi padamu bahwa bahagia itu sederhana. Ketika di hari spesialku dekat dengan orang yang kucintai, itulah bahagia. Ia menjadi orang pertama yang memberikan harapan baru untukku.


Sungguh, buku ini adalah buku termanis yang pernah aku jumpai. Betapa tidak, isi buku ini semuanya adalah ucapan-ucapan terindah untukku. Terlebih ketika aku mulai membaca satu persatu judul tulisannya. 

Di halaman pertama aku sudah disambut dengan tulisan manis dari pangeranku. Dia begitu apik menorehkan rasa cinta dan sayangnya dalam beberapa paragrap tulisan. Bukan itu saja, selanjutnya kutemui semangat baru setelah membaca kumpulan doa itu. Tulisan dari teman-teman sungguh membuatku haru. Entah kata apa yang tepat untuk mewakili rasa terima kasihku untuk teman-teman. 

Yang pasti, Jazakumullah khairan Katsiran kepada semua teman-teman yang sudah ikut mewarnai hari bahagiaku. Terlebih kepada suamiku tercinta, mas Syaiha yang membuat aku merasa menjadi wanita yang paling beruntung di negeri ini.

2 komentar: