Kamis, 22 Januari 2015

Lebih Indah Dari Mendapatkan Pasangan Hidup

Sumber: google


“Anak sholehnya Abi udah makin besar nih di perutnya Ummi,” seraya sambil mengelus-elus perutku yang kian membuncit saja.

“Iyalah bi, kan sebentar lagi udah mau ketemu Ummi dan Abinya,”

Hari demi hari hingga minggu ke minggu aku sangat menikmati proses kehamilan pertamaku ini. Dari masa ‘ngidam’ di awal kehamilan sampai keluhan-keluhan lainnya hingga kini sudah memasuki sembilan bulan. Tak pernah ada rasa penyesalan atas semua yang kualami. Karena kehamilan adalah sebuah anugerah terindah. Lebih indah dari mendapatkan pasangan hidup. Coba deh bisa kautanyakan kepada wanita-wanita yang sudah mengalami masa kehamilan. Pati jawabannya sama. Ya, sama bahagianya denganku. Jadi jangan heran jika ibu hamil rela mempertaruhkan segalanya demi kesehatan janin yang dikandungnya. Menjaga asupan makanan hingga rajin mengontrol kesehatan ke dokter kandungan setiap waktunya.

Kehamilan adalah sebuah peningkatan diri. Peningkatan ke arah yang lebih baik tentunya. Karena semejak hamil aku mulai membuat program pola makan yang sehat, hidup yang lebih teratur serta melahap ilmu tentang dunia kehamilan dan parenting. Belajar bertanggung jawab dengan amanah yang Allah berikan. Tentu dengan menjaga, merawat dan mendidiknya kelak. Belajar keberanian, karena berani mempertaruhkan nyawa saat proses persalinan nanti. Keberanian itu bukan serta merta hanya sebuah pengorbanan melahirkan bayi, tapi melahirkan generasi amanah Sang Ilahi. Ganjarannya pun tidak tanggung-tanggung yang Allah berikan. So, bagi kamu yang sedang menanti detik-detik luar biasa itu semangat yaaaa, ada Surga terindah yang Allah janjikan. Hindari stress yang berlebih, karena itu hanya akan menghambat prosesnya.

Halah, serius amat ya!  Tapi bener lho, kehamilan itu proses pembelajaran banget. Buktinya gini, sebelum hamil aku santai-santai saja tanpa memburu ilmu-ilmu tentang kehamilan atau dunia ibu dan anak. Semenjak hamil, buka internet yang dicari ya artikel tentang kehamilan. Beli buku, ya tentang kehamilan juga. Padahal kalau dipikir-pikir sekarang ilmu itu tidak basi guys. Coba dulu rajin juga belajar tentang kehamilan yang tidak kudapatkan di bangku sekolah. Mungkin sudah lebih expert, hehehe.

Bicara tentang kehamilan pasti tidak jauh dari keluhan-keluhannya. Sudah pernah kukatakan di awal kehamilan, aku mengalami ‘ngidam’ atau mabok yang hebat. Kurang lebih dua bulan mengalami penurunan kesehatan yang drastis. Tidak minta yang aneh-aneh sih, hanya saja lebih sensitif. Sensitif dengan wangi-wangian dan cuaca yang tidak bersahabat. Nah moment ini sudah biasa dialami ibu hamil. Mengapa? Karena di awal kehamilan hormon-hormon kehamilan sedang menyesuaikan di dalam tubuh sang Ibu. Janin pun memang mulai berkembang, jadi membuat tubuh tidak stabil. Buktinya setelah memasuki usia kehamilan empat bulan, kondisi kesehatanku mulai stabil. Organ tubuh janin pun sudah lengkap walau belum sempurna.

Eits... tunggu dulu. Kondisi ibu hamil itu tidak bisa diseragamkan lhooo, tiap ibu hamil berbeda-beda. Ada yang hampir tidak merasakan ‘mabok berat’ sampai melahirkan, ada pula yang dari awal kehamilan sampai melahirkan kondisinya benar-benar tak berdaya. Tapi dari pengamatanku selama ini, lebih banyak ibu hamil yang mengalami banyak keluhan. Wajarlah, ada kehidupan yang terus berkembang dalam rahimnya. Pernah suatu ketika aku ditanya oleh seorang teman,

“Teh Ella waktu pertama hamil mabok nggak?”

“Iya, mabok sampe dua bulan.” Jawabku.

“Mending teh, sepupu aku maboknya berat banget. Diinfus sampai menjelang persalinan.”

Aku juga sering mencari informasi soal keluhan itu ke beberapa teman juga.

“Mbak, anak kedua ini mabok nggak?” tanyaku kepadanya.

“Iya, mabok banget. Anehnya waktu anak pertama malah mbak biasanya aja, selama hamil mbak masih kerja. Ini anak kedua mbak sudah tidak bekerja malah maboknya parah.” Jelasnya ketika itu.

Nah, jadi jelas banget. Kondisi sang Ibu yang mengalami kehamilan tidak sama. Tinggal bagaimana menyikapinya. Menjalani semua prosesnya dengan ikhlas dan seksama, agar pahala jaminannya. Ya, karena setiap langkah dan usahanya akan menjadi nilai ibadah dimata-Nya.


Tinggal menghitung minggu untuk sebuah pertemuan istimewaku dengan calon jagoanku yang dinanti. Tentu beberapa keluhan sering kurasakan saat ini. Mulai dari susah tidur, balik kanan balik kiri. Hingga sakit tulang rusuk yang kabarnya janin tengah menendang perutku yang mulai sempit ini. Tak jarang sekarang kurasakan mual yang hebat saat janin bergerak hingga menyodok ulu hati. Tapi sekali lagi aku katakan, ini adalah sebuah proses menuju kebahagiaan yang lebih indah. Menantinya adalah sebuah anugerah. Insya Allah aku enjoy menjalaninya. Apalagi didampingi oleh suami tercinta, yang tidak pernah bosan memberikan kasih sayangnya. Karena salah satu penguat diri ini adalah ia yang selalu setia menjadi pelipur lara. Terima Kasih, Bi... Karena selalu ada untuk calon buah hati kita.

0 komentar:

Posting Komentar