Senin, 05 Januari 2015

Sepenggal Kisah Di penghujung Tahun



“Sampe ketemu nanti sore ya, nak. Ummi dan Abi kangen sama kamu. 32w2d”

Sebuah status di BBM dan WhatsApp baru saja kuupdate. Ya, hari ini Selasa 30 Desember 2014 adalah jadwal kontrol kehamilanku di sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak yang tidak jauh dari tempat tinggalku. Itulah luapan kebahagiaan selama menjalani kehamilan. Menulis status-status manis di semua jejaring sosial yang kupunya. Mungkin kauyang belum pernah mengalami kehamilan pertama akan bilang ‘lebay banget sih’.
Tapi kuyakin tidak untuk kamu yang sudah lebih dulu mengalami hal yang sama denganku. Hamil pertama itu sesuatu banget. Dari awal kehamilan hingga kini sudah lebih dari delapan bulan aku nikmati segala prosesnya. Perubahan fisik dan psikis begitu signifikan. Tapi ini adalah anugerah yang Allah berikan kepadaku sebagai wanita.

“Mau ketemu dokter siapa bu?” sebuah pertanyaan terlontar dari seorang wanita cantik ketika aku melakukan daftar ulang di Front Office Rumah Sakit.

“Oh, dokter Farah Dina.” Dengan singkat kulempar senyum kepadanya.

“Oke bu silakan tunggu di Poli Kandungan di sebelah sana,” wanita itu melebarkan tangannya, menunjukkan arah poli yang kutuju.

“Terima kasih mbak.”

Dengan langkah ringan aku langsung menuju poli kandungan, tentu ditemani oleh suamiku. Tak sabar ingin segera mendapatkan giliran kontrol dengan dokter kandungan. Di sebuah ruang tunggu sudah ada beberapa wanita dengan perut buncit persis seperti perutku saat ini. Mereka pasti sudah tidak sabar juga untuk mendapatkan giliran kontrol.

Nomer delapan ibu Ella Nurhayati bapak Syaiful Hadi!” Sebuah sumber suara mengagetkanku.
“Bi.. sudah dipanggil,” sambil membereskan tas yang masih terbuka aku beranjak lebih dulu.
“Kok cepet ya, biasanya lama,” kata suamiku sambil beriringan pula.
Ya Alhamdulillah.”

Aku masuk ke sebuah ruangan dokter, di sana sudah ada wanita cantik menunggu kami. Ya, dokter Farah Dina. Aku tidak bisa menaksir usianya sekarang, yang pasti dia sudah punya beberapa anak. Hanya saja karena paras dan perangainya yang cantik membuatnya terlihat lebih muda.

“Hallo selamat sore ibu Ella bapak Syaiful? Apa kabar” dengan senyum mengembang dokter Farah menyapa kami.

“Sore. Alhamdulillah dok, sehat.”

Tidak lama setelah aku mengajukan beberapa pertanyaan ringan, dokter Farah langsung mempersilakan aku berbaring di tempat yang sudah disediakan. Tentu dokter Farah tidak sendirian, ada seorang perawat muda yang mendampingi. Sebuah LCD terpangpang jelas di atas tempat kuberbaring. Di samping dokter pun sudah ada LCD yang dioperasikan oleh dokter Farah. Suamiku siaga dengan ponselnya, menyiapkan video recorder untuk mengabadikan hasil USG calon anak kami. Setelah beberapa menit, dengan masih mengarahkan alat USG ke buncitnya perutku dokter Farah menyimpulkan hasilnya.

“Sekarang usianya 32 minggu 2 hari. Ketuban cukup dan bagus, bu. Tapi ini dedenya nggak mau bangun. Bobo terus, jadi nggak mau nunjukin wajahnya bu. Ayolah de bangun sebentar, mumpung USG empat dimensi nih”

Jagoanku, malu-malu.

“Anak sholeh, bangun nak sebentar. Ummi sama abi kan mau lihat wajah gantengnya anak sholeh. Tadi di luar nendang-nendang terus. Malu ya? Soalnya dokternya cantik sih, nggak mau bangun yaaaa, dokternya berisik juga ya nak,” sambil mengelus-ngelus perut, aku coba membangunkan jagoanku. Tetap saja, sang janin jagoanku tidak mau terusik dari tidurnya.

“Kita ukur beratnya dulu deh. Normal bu, sudah 2 kilo. Detak jantungnya juga bangus banget!”

“Alhamdulillah, nggak apa-apa dok yang penting sehat dan semuanya normal. Jagoannya malu, nggak mau di foto dulu.”

***

Sungguh, ini adalah kebahagiaanku. Sepenggal kisah di penghujung tahun. Janin dalam rahimku sehat walafiat tanpa kurang suatu apapun. Walau dia masih malu menunjukan wajahnya. Namun sudah bisa melihat tangannya saja lewat sebuah LCD, sudah cukup bagi kami sebagai Ummi dan Abinya. Sehat terus ya, anak sholehnya Ummi dan Abi. Sampai ketemu nanti di minggu ke 38-40. Semoga kaunyaman dalam dekapan rahim ummi. Karena sekarang kaumasih mempersiapkan diri untuk kehidupan nanti. Bersama kami. Yang akan menjaga dan menyayangimu sepenuh hati.


0 komentar:

Posting Komentar