Sumber: google |
“Anak sholehnya Abi udah makin besar nih di
perutnya Ummi,” seraya sambil mengelus-elus perutku yang kian membuncit saja.
“Iyalah bi, kan sebentar lagi udah mau ketemu Ummi
dan Abinya,”
Hari demi hari hingga minggu ke minggu aku sangat
menikmati proses kehamilan pertamaku ini. Dari masa ‘ngidam’ di awal kehamilan
sampai keluhan-keluhan lainnya hingga kini sudah memasuki sembilan bulan. Tak
pernah ada rasa penyesalan atas semua yang kualami. Karena kehamilan adalah
sebuah anugerah terindah. Lebih indah dari mendapatkan pasangan hidup. Coba deh
bisa kautanyakan kepada wanita-wanita yang sudah mengalami masa kehamilan. Pati
jawabannya sama. Ya, sama bahagianya denganku. Jadi jangan heran jika ibu hamil
rela mempertaruhkan segalanya demi kesehatan janin yang dikandungnya. Menjaga
asupan makanan hingga rajin mengontrol kesehatan ke dokter kandungan setiap
waktunya.
Kehamilan adalah sebuah peningkatan diri.
Peningkatan ke arah yang lebih baik tentunya. Karena semejak hamil aku mulai
membuat program pola makan yang sehat, hidup yang lebih teratur serta melahap
ilmu tentang dunia kehamilan dan parenting. Belajar bertanggung jawab dengan
amanah yang Allah berikan. Tentu dengan menjaga, merawat dan mendidiknya kelak.
Belajar keberanian, karena berani mempertaruhkan nyawa saat proses persalinan
nanti. Keberanian itu bukan serta merta hanya sebuah pengorbanan melahirkan
bayi, tapi melahirkan generasi amanah Sang Ilahi. Ganjarannya pun tidak
tanggung-tanggung yang Allah berikan. So, bagi kamu yang sedang menanti
detik-detik luar biasa itu semangat yaaaa,
ada Surga terindah yang Allah janjikan. Hindari stress yang berlebih, karena
itu hanya akan menghambat prosesnya.
Halah,
serius amat ya! Tapi bener lho, kehamilan itu proses
pembelajaran banget. Buktinya gini, sebelum hamil aku santai-santai saja tanpa
memburu ilmu-ilmu tentang kehamilan atau dunia ibu dan anak. Semenjak hamil,
buka internet yang dicari ya artikel tentang kehamilan. Beli buku, ya tentang
kehamilan juga. Padahal kalau dipikir-pikir sekarang ilmu itu tidak basi guys. Coba dulu rajin juga belajar
tentang kehamilan yang tidak kudapatkan di bangku sekolah. Mungkin sudah lebih expert, hehehe.
Bicara tentang kehamilan pasti tidak jauh dari
keluhan-keluhannya. Sudah pernah kukatakan di awal kehamilan, aku mengalami
‘ngidam’ atau mabok yang hebat. Kurang lebih dua bulan mengalami penurunan
kesehatan yang drastis. Tidak minta yang aneh-aneh sih, hanya saja lebih
sensitif. Sensitif dengan wangi-wangian dan cuaca yang tidak bersahabat. Nah
moment ini sudah biasa dialami ibu hamil. Mengapa? Karena di awal kehamilan
hormon-hormon kehamilan sedang menyesuaikan di dalam tubuh sang Ibu. Janin pun
memang mulai berkembang, jadi membuat tubuh tidak stabil. Buktinya setelah
memasuki usia kehamilan empat bulan, kondisi kesehatanku mulai stabil. Organ
tubuh janin pun sudah lengkap walau belum sempurna.
Eits... tunggu dulu. Kondisi ibu hamil itu tidak
bisa diseragamkan lhooo, tiap ibu
hamil berbeda-beda. Ada yang hampir tidak merasakan ‘mabok berat’ sampai
melahirkan, ada pula yang dari awal kehamilan sampai melahirkan kondisinya
benar-benar tak berdaya. Tapi dari pengamatanku selama ini, lebih banyak ibu
hamil yang mengalami banyak keluhan. Wajarlah, ada kehidupan yang terus
berkembang dalam rahimnya. Pernah suatu ketika aku ditanya oleh seorang teman,
“Teh Ella waktu pertama hamil mabok nggak?”
“Iya, mabok sampe dua bulan.” Jawabku.
“Mending teh, sepupu aku maboknya berat banget.
Diinfus sampai menjelang persalinan.”
Aku juga sering mencari informasi soal keluhan itu
ke beberapa teman juga.
“Mbak, anak kedua ini mabok nggak?” tanyaku
kepadanya.
“Iya, mabok banget. Anehnya waktu anak pertama
malah mbak biasanya aja, selama hamil mbak masih kerja. Ini anak kedua mbak
sudah tidak bekerja malah maboknya parah.” Jelasnya ketika itu.
Nah, jadi jelas banget. Kondisi sang Ibu yang
mengalami kehamilan tidak sama. Tinggal bagaimana menyikapinya. Menjalani semua
prosesnya dengan ikhlas dan seksama, agar pahala jaminannya. Ya, karena setiap
langkah dan usahanya akan menjadi nilai ibadah dimata-Nya.
Tinggal menghitung minggu untuk sebuah pertemuan
istimewaku dengan calon jagoanku yang dinanti. Tentu beberapa keluhan sering
kurasakan saat ini. Mulai dari susah tidur, balik kanan balik kiri. Hingga
sakit tulang rusuk yang kabarnya janin tengah menendang perutku yang mulai
sempit ini. Tak jarang sekarang kurasakan mual yang hebat saat janin bergerak hingga
menyodok ulu hati. Tapi sekali lagi aku katakan, ini adalah sebuah proses
menuju kebahagiaan yang lebih indah. Menantinya adalah sebuah anugerah. Insya
Allah aku enjoy menjalaninya. Apalagi didampingi oleh suami tercinta, yang
tidak pernah bosan memberikan kasih sayangnya. Karena salah satu penguat diri
ini adalah ia yang selalu setia menjadi pelipur lara. Terima Kasih, Bi...
Karena selalu ada untuk calon buah hati kita.
0 komentar:
Posting Komentar