Bismillah...
Masih dalam program tantangan
#30hariNonstopNgeblog, siang ini aku akan bercerita tentang bayi yang sering
dicap “bau tangan”. Bau tangan kayak gimana ya? (nggak apa-apa deh bau tangan dari pada bau kaki, repot.hehehe).
Hampir semua orang tahu dengan istilah ini. Jangankan dikalangan emak-emak,
bahkan yang belum menikah pun tahu. Karena istilah (yang nggak keren) ini sering diucapkan. Bau tangan alias bayi yang
inginnya digendong terus. Seakan-akan bayi yang bau tangan sangat menyeramkan
bagi emak-emak. Kalau nggak mau gendong, ya jangan punya anak saja sekalian!
Atau adopsi anak yang sudah bisa jalan, maka anak yang sudah bisa jalan nggak
akan minta digendong terus. (piiss..
cinta damai ya mak. Hehe).
“Jangan
digendong-gendong terus, nanti bau tangan!”
“Jangan
dibiasain digendong, nanti pengen digendong terus. Nanti nggak bisa
ngapa-ngapain umminya.”
“Jangan
sebentar-sebentar digendong bayi mah, nanti kalau udah kebiasaan jadi bau
tangan. Cape umminya kalau udah bau tangan”
Bla bla bla bla lagi soal bau tangan.
Sudah hampir tiga bulan dari pasca melahirkan.
Sebulan pertama aku masih stay di
rumah orang tua. Karena masih pemula menjadi emak-emak. Banyak sekali ini itu
yang menjadi larangannya. Wajar sih namanya juga orang tua, pasti inginkan yang
terbaik untuk anaknya. Apalagi untuk cucu barunya. Yang paling sederhana dan
paling sering kudengar adalah kalimat larangan itu. Dari tetangga dan teman
sejawat yang sempat membesukku.
Bau tangan. Sebenarnya sudah lama kudengar, namun
baru saat ini merasakan dampaknya. Menurutku dan menurut para ahli yang sudah
lama dibidang parenting, istilah bau tangan adalah mitos! Ya mitos. Bayi baru
lahir masih perlu beradaptasi dengan lingkungannya. Karena ia sudah sembilan
bulan dalam dekapan rahim ibu. Di dalam rahim ibu 24 jam full ia merasa nyaman.
Nah, kita juga sebagai orang tuanya harus memberikan kesan yang sama. Berikan
kesan yang baik bagi bayi itu. Biarkan ia merasa nyaman dengan gendongan dan
pelukan ibunya. Biarkan ia merasa bahwa dunia ini adalah tempat yang aman dan
nyaman. Orang disekelilingnya menyayangi sepenuh hati tanpa ada ancaman. Karena
dekapan yang penuh kasih bisa menambah rasa percaya diri bagi bayi yang baru saja
melahirkan.
William Sears dan Martha Sears dalam bukunya yang
berjudul ‘The Baby Book’ mengatakan
bahwa:
“Rahim
berlangsung selama 18 bulan, 9 bulan di rahim ibu dan 9 bulan di rahim luar.”
Bayi masih butuh kenyamanan seperti rahim ibu
selama 9 bulan itu. Faktanya begini sahabat Elsya, bayi mengalami perkembangan.
Nah, jika sudah 9 bulan ia sudah belajar merambat. 10-11 bulan rata-rata bisa
berjalan walau masih tertatih. Di usia ini bayi sudah jarang minta digendong,
ia lebih suka tertatih dengan kaki mungilnya. Maka wajar jika bayi minta
digendong, karena digendong adalah hak bayi yang harus diberikan.
Sears juga menjelaskan dalam buku itu tentang
manfaat menggendong bayi. Beberapa manfaatnya adalah:
Bayi
yang sering digendong tidak sering menangis, karena sentuhan dan gerakan tubuh
sang ibu salah satu bentuk komunikasi yang menyenangkan bagi bayi. Bayi ini
akan lebih tenang, 43% lebih jarang menangis dibandingkan bayi yang jarang
digendong. Selain itu ia akan belajar lebih banyak dari segala yang ditemuinya
saat digendong. Tingkat pndengaran dan penglihatannya menjadi lebih bagus,
karena selalu kontak dengan sentuhan tubuh ibunya.
Sahabat Elsya, sekarang Alif hampir 3 bulan
(tanggal 13 bulan ini genap 3 bulan). Aku sudah merasakan manfaatnya lho. Alif,
dua bulan pertama masih sering kugendong. Bahkan setiap aktifitasku di rumah
pasti Alif akan dilibatkan. Seperti memasak, nyapu, belanja, dan kegiatan
lainnya. Alhasil kena encok nih pinggang,
(secara Alif udah berat banget). Setiap Alif merengek pasti segera aku
respon, entah itu haus, popoknya basah atau nagih mandi. Kita sebagai orang tua
harus mengerti dengan tangisan bayi. Alhamdulillah selama ini baru beberapa
kali saja Alif rewel, itu pun setelah ditelusuri penyebabnya ternyata Alif
kepanasan (saat dibawa ke Jakarta, rumah pamannya). Atau karena perutnya
kembung dan mual, setelah muntah banyak langsung ploooong. Tidur nyenyak.
Karena fakta selanjutnya bayi hanya bisa menangis.
Jika ia ingin sesuatu ya bisanya menangis. Belum bisa bicara. Jadi jangan
salahkan bayi jika ia menangis terus. Karena keinginannya mungkin saja belum
terpenuhi. Tapi Insya Allah jika sering kontak dengan tubuh ibunya, ia akan
lebih tenang. Respon setiap tangisannya dengan lembut.
Aku rela kok encok
karena gendong Alif (ceileee..). Pasti
suatu saat nanti aku akan merindukan momen Alif menangis minta digendong. Aku
tidak ingin masa-masa ini terlewati. Menggendong Alif adalah hal yang
menyenangkan. Bahkan aku sering sengaja menggendong Alif, mengajak bermain. Padahal
nggak nangis lho, karena Alif ‘anteng’ juga di baby swing bednya atau di strollernya.
Yaaa, karena ingin sekali membuat ia lebih nyaman dalam dekapanku. Semoga Alif
tetap menjadi anak yang baik. Ummi sayang
sama kamu, nak!
Abi juga sayang sama kamu, Bang Alif.. Tumbuhlah menjadi anak yang memabanggakan...
BalasHapusTulisannya Ummu Alif nice sekali. Padahal semakin 'bau tangan' basic trust bayi kepada pengasuh utamanya semakin lekat. Basic trust inilah yang akan membuatnya merasa diterima dan percaya diri dalam menghadapi hidup.
BalasHapusTetap semangat Ummu Alif :)
Tulisannya Ummu Alif nice sekali. Padahal semakin 'bau tangan' basic trust bayi kepada pengasuh utamanya semakin lekat. Basic trust inilah yang akan membuatnya merasa diterima dan percaya diri dalam menghadapi hidup.
BalasHapusTetap semangat Ummu Alif :)