Kamis, 11 Juni 2015

Nanti Bau Tangan Lho!

Bismillah...

Masih dalam program tantangan #30hariNonstopNgeblog, siang ini aku akan bercerita tentang bayi yang sering dicap “bau tangan”. Bau tangan kayak gimana ya? (nggak apa-apa deh bau tangan dari pada bau kaki, repot.hehehe).
Hampir semua orang tahu dengan istilah ini. Jangankan dikalangan emak-emak, bahkan yang belum menikah pun tahu. Karena istilah (yang nggak keren) ini sering diucapkan. Bau tangan alias bayi yang inginnya digendong terus. Seakan-akan bayi yang bau tangan sangat menyeramkan bagi emak-emak. Kalau nggak mau gendong, ya jangan punya anak saja sekalian! Atau adopsi anak yang sudah bisa jalan, maka anak yang sudah bisa jalan nggak akan minta digendong terus. (piiss.. cinta damai ya mak. Hehe).

“Jangan digendong-gendong terus, nanti bau tangan!”
“Jangan dibiasain digendong, nanti pengen digendong terus. Nanti nggak bisa ngapa-ngapain umminya.”
“Jangan sebentar-sebentar digendong bayi mah, nanti kalau udah kebiasaan jadi bau tangan. Cape umminya kalau udah bau tangan”

Bla bla bla bla lagi soal bau tangan.


www.bangsyaiha.com



Sudah hampir tiga bulan dari pasca melahirkan. Sebulan pertama aku masih stay di rumah orang tua. Karena masih pemula menjadi emak-emak. Banyak sekali ini itu yang menjadi larangannya. Wajar sih namanya juga orang tua, pasti inginkan yang terbaik untuk anaknya. Apalagi untuk cucu barunya. Yang paling sederhana dan paling sering kudengar adalah kalimat larangan itu. Dari tetangga dan teman sejawat yang sempat membesukku.


Bau tangan. Sebenarnya sudah lama kudengar, namun baru saat ini merasakan dampaknya. Menurutku dan menurut para ahli yang sudah lama dibidang parenting, istilah bau tangan adalah mitos! Ya mitos. Bayi baru lahir masih perlu beradaptasi dengan lingkungannya. Karena ia sudah sembilan bulan dalam dekapan rahim ibu. Di dalam rahim ibu 24 jam full ia merasa nyaman. Nah, kita juga sebagai orang tuanya harus memberikan kesan yang sama. Berikan kesan yang baik bagi bayi itu. Biarkan ia merasa nyaman dengan gendongan dan pelukan ibunya. Biarkan ia merasa bahwa dunia ini adalah tempat yang aman dan nyaman. Orang disekelilingnya menyayangi sepenuh hati tanpa ada ancaman. Karena dekapan yang penuh kasih bisa menambah rasa percaya diri bagi bayi yang baru saja melahirkan.

William Sears dan Martha Sears dalam bukunya yang berjudul ‘The Baby Book’ mengatakan bahwa:

“Rahim berlangsung selama 18 bulan, 9 bulan di rahim ibu dan 9 bulan di rahim luar.”

Bayi masih butuh kenyamanan seperti rahim ibu selama 9 bulan itu. Faktanya begini sahabat Elsya, bayi mengalami perkembangan. Nah, jika sudah 9 bulan ia sudah belajar merambat. 10-11 bulan rata-rata bisa berjalan walau masih tertatih. Di usia ini bayi sudah jarang minta digendong, ia lebih suka tertatih dengan kaki mungilnya. Maka wajar jika bayi minta digendong, karena digendong adalah hak bayi yang harus diberikan.

Sears juga menjelaskan dalam buku itu tentang manfaat menggendong bayi. Beberapa manfaatnya adalah:

Bayi yang sering digendong tidak sering menangis, karena sentuhan dan gerakan tubuh sang ibu salah satu bentuk komunikasi yang menyenangkan bagi bayi. Bayi ini akan lebih tenang, 43% lebih jarang menangis dibandingkan bayi yang jarang digendong. Selain itu ia akan belajar lebih banyak dari segala yang ditemuinya saat digendong. Tingkat pndengaran dan penglihatannya menjadi lebih bagus, karena selalu kontak dengan sentuhan tubuh ibunya.

Sahabat Elsya, sekarang Alif hampir 3 bulan (tanggal 13 bulan ini genap 3 bulan). Aku sudah merasakan manfaatnya lho. Alif, dua bulan pertama masih sering kugendong. Bahkan setiap aktifitasku di rumah pasti Alif akan dilibatkan. Seperti memasak, nyapu, belanja, dan kegiatan lainnya. Alhasil kena encok nih pinggang, (secara Alif udah berat banget). Setiap Alif merengek pasti segera aku respon, entah itu haus, popoknya basah atau nagih mandi. Kita sebagai orang tua harus mengerti dengan tangisan bayi. Alhamdulillah selama ini baru beberapa kali saja Alif rewel, itu pun setelah ditelusuri penyebabnya ternyata Alif kepanasan (saat dibawa ke Jakarta, rumah pamannya). Atau karena perutnya kembung dan mual, setelah muntah banyak langsung ploooong. Tidur nyenyak.


Karena fakta selanjutnya bayi hanya bisa menangis. Jika ia ingin sesuatu ya bisanya menangis. Belum bisa bicara. Jadi jangan salahkan bayi jika ia menangis terus. Karena keinginannya mungkin saja belum terpenuhi. Tapi Insya Allah jika sering kontak dengan tubuh ibunya, ia akan lebih tenang. Respon setiap tangisannya dengan lembut.


Aku rela kok encok karena gendong Alif (ceileee..). Pasti suatu saat nanti aku akan merindukan momen Alif menangis minta digendong. Aku tidak ingin masa-masa ini terlewati. Menggendong Alif adalah hal yang menyenangkan. Bahkan aku sering sengaja menggendong Alif, mengajak bermain. Padahal nggak nangis lho, karena Alif ‘anteng’ juga di baby swing bednya atau di strollernya. Yaaa, karena ingin sekali membuat ia lebih nyaman dalam dekapanku. Semoga Alif tetap menjadi anak yang baik. Ummi sayang sama kamu, nak!

3 komentar:

  1. Abi juga sayang sama kamu, Bang Alif.. Tumbuhlah menjadi anak yang memabanggakan...

    BalasHapus
  2. Tulisannya Ummu Alif nice sekali. Padahal semakin 'bau tangan' basic trust bayi kepada pengasuh utamanya semakin lekat. Basic trust inilah yang akan membuatnya merasa diterima dan percaya diri dalam menghadapi hidup.

    Tetap semangat Ummu Alif :)

    BalasHapus
  3. Tulisannya Ummu Alif nice sekali. Padahal semakin 'bau tangan' basic trust bayi kepada pengasuh utamanya semakin lekat. Basic trust inilah yang akan membuatnya merasa diterima dan percaya diri dalam menghadapi hidup.

    Tetap semangat Ummu Alif :)

    BalasHapus