Selasa, 11 Agustus 2015

Kerjaan bejibun; Pilih ART atau ngerjain sendiri ya?

Bismillah..

Semangat pagi!

Sahabat Elsya, sebenarnya kali ini aku bingung mau cerita tentang apa. Rasanya belum ada yang beda. Hanya saja ada yang menggelitik hati, tadi malam ikut nimbrung diskusi dengan ibu-ibu muda dalam sebuah grup di whatsApp. Temanya tentang kerjaan rumah. Khususnya yang SAHM - Stay At Home Mom.




Emak-emak emang bejibun kerjaannya, ditambah bunda yang punya balita. Tapi hal ini menjadi pilihan buat kita. Mau dikerjakan sendiri atau memakai jasa ART – asisten rumah tangga. Tentunya harus dengan resiko atas pilihan itu. Mau memilih tanpa ART, berarti resikonya harus cekatan mengatur waktu dan tenaga. Kerjaan rumah beres, anak tak terbengkalai- tetep jadi nomor satu, dan jaga feel agar tetap bahagia.

Kerjaan nggak boleh ditunda-tunda kalau ada waktu luang untuk ngerjainnya. Atur skala prioritas. Misalnya, aku sebagai SAHM pasti mendahulukan keperluan Alif. Semua pekerjaan yang diprioritaskan tetap menjadi skala kedua setelah Alif. Dipastikan ia tidak menangis karena emaknya asik nyuci. Atau malah kelaparan karena emaknya lagi nyetrika. Alif number one for me.

Jadwal rutinku setiap hari yang wajib didahulukan adalah mencuci clodi dan semua baju-baju Alif. Jika tidak sehari saja mencuci, kelabakan. Bisa abis clodinya.
Yang kedua adalah nyetrika baju kerja suami, penting banget ya kalau soal kerapihan suami. Nanti kalau suami pakai baju compang-camping istrinya juga yang malu. Kalau aku, paling males nyetrika banyak-banyak, jadi nyetrikanya dicicil. Setiap mau dipakai - setrika. Hehehe.

Yang ketiga masak, karena suami lebih suka masakan istrinya, eciyeeeee. Jadi kuusahakan untuk tetap masak setiap hari. Atur waktu supaya setiap jam makan ada makanan. Nah yang lainnya dikerjakan kalau waktu luang saja. Kalau Alif sudah tidur atau sedang asik main. Tidak jarang aku bawa Alif dengan Baby Swing Bed-nya ke dapur untuk memasak bersama. Atau sambil menjemur pakaian.

Sejauh ini Alif masih ‘anteng’ sih, jadi emaknya belum ngerasa kerepotan, masih santai. Apalagi ada suami yang tidak jarang membantu pekerjaan rumah, baik banget kan suamiku. Waktuku sebagian besar untuk membersamai Alif saja. Entah itu belajar ngaji, shalat, menemani tidur atau bermain. Karena sekarang Alif sedang asik-asiknya kalau diajak main. Ketawa-ketawa sampai cekikikan. Rasa lelah pun hilang seketika jika melihat Alif bahagia. Melihat polahnya yang menggemaskan.

Sekarang kerjaan beres, semuanya selesai. Tinggal mengatur diri agar hati selalu bahagia. Karena jika bunda memilih menjadi SAHM tanpa ART harus sabar bun, tidak sering ngeluh dengan kelelahan. Selalu bersyukur dengan apa yang sudah diterima saat ini. Insya Allah dengan bersyukur hati akan bahagia. Kalau aku, sering sih ngerasa bosen dengan kerjaan yang itu-itu aja. Rasanya penaaaat banget. Tapi kalau sudah melihat polah Alif semuanya hilang, blaaassss. Apalagi suami yang selalu bikin adem, eciyeee cie cieee. Oh ini penting lho, jika memilih tanpa art tugas suami bertambah. Selain bantu meringankan kerjaan rumah (kalau sempat ya) juga membuatnya selalu happy. Kan sayang ya bun, udah cape-cape ngerjain rumah dan ngurus anak, eeehhh kita ngeluh. Pahalanya nanti hilang lho. So, luruskan niat. Bahwa merawat anak dan menyenangkan suami adalah kewajiban. Kewajiban yang bernilai ibadah. Ibadah jika dikerjakan dengan ikhlas ganjarannya pahala. Insya Allah.

Nah, kalau bunda sudah tidak sanggup mengurus semuanya sendiri, cobalah komunikasikan dengan suami. Jangan bungkam gitu aja. Yang ada malah nggak dapat pahala. Kita ambil dengan pilihan yang kedua. Yaitu pilih ART. Ya, resikonya adalah anggaran bulanan jadi bertambah. Itu aja. Selesai. Nggak ada embel-embelan. So, jangan so strong kalau tidak sanggup. Insya Allah suami akan memahami posisi bunda. Solusi lain jika tidak ada anggaran ART adalah berbagi dengan suami. Bagi tugas, itu pun jika bunda tega lihat suami kerja double. Kerja di luar cari nafkah plus harus kerja di rumah juga. Tapi ini wajar, karena tugas utama seorang bunda adalah mengurus anak. Suami juga kalau bunda sedang kerepotan pasti nggak akan tega diam saja.

Namun tetap rasional ya bun. Jangan memaksakan diri. Lihat kondisi keuangan keluarga. Jika memungkinkan pilih memakai ART. Atur-atur sajalah.


Sejauh ini aku belum membutuhkan ART. Suami pernah nawarin sih, tapi aku rasa masih belum butuh. Lebih baik uangnya untuk belanja saja, hehehe. Mungkin nanti kali ya, kalau Alif sudah mulai bisa lari sana-sini. Intinya komunikasikan dengan baik. Kerjakan sesuai kemampuan. Karena hidup adalah pilihan. Dalam hal ini pilih ART atau enggak. Itu saja.

0 komentar:

Posting Komentar