Bismillah...
Sahabat Elsya,
malam ini aku mau sedikit cerita tentang sahabat. Yeah.. semuanya pasti punya
sahabat. Tapi model sahabatnya pasti beda-beda.
Ini lho aku masih
suka heran sama sahabat yang baik banget. Maksudnya kok ada yaaa sahabat kayak
gitu. Bahagia banget bisa kenal dia. Eh tapi semoga dia juga menganggap aku
sahabat, kan bahaya kalau sahabat bertepuk sebelah tangan. uehehe.
Aku tidak ingat
kapan kami pertama kali dipertemukan. Yang jelas saat itu kami meet up perdana
di KRB (Kebun Raya Bogor). Di sebuah acara kepenulisan. Kegiatan di tahun 2010
itu menjadi awal aku bergabung di organisasi kepenulisan yang sudah kawakan ini.
Hmmm.. masih
terekam jelas di jalan menuju pintu keluar KRB, ia bercerita tentang dunia tulis-menulis.
Wanita berjilbab gondrong ini memang ramah sekali. Tapi terkadang bisa jutek
juga sih. Hehehe.
Kedekatan kami
belum lama, semenjak kami disatukan dalam kepengurusan organisasi ini. Di-situ-lah
kami semakin kompak. Ciyee. Beberapa kali kami selalu menjalani tugas bersama. Pernah juga naik gunung bareng. Keliatan deh sifat aslinya, doi emang punya karakter yang baik.
Inilah beberapa
kebaikan yang luar biasa ia lakukan. Lah kok disebutin? Iya, semoga menjadi
inspirasi kebaikan untuk para sahabat dan pengingat otomatis untukku. Karena
selama ini aku hanya membuatnya 'repot'. Sedikit sekali kebaikan yang aku
lakukan. Maaf ya, Mbak!
1. Wanita yang sedikit
maskulin ini sering mengalah. Ia tipe orang yang cerdas menyimpan egonya. Tidak
jarang mengorbankan urusan pribadi demi urusan orang lain, termasuk sahabatnya.
Pokoknya is the best-lah!
2. Namanya tidak
kusebutkan, karena kalau doi tahu ada namanya di tulisan ini, waaah bisa
ngamuk.hehehe. Iya, ia tipe orang yang tidak suka pamer. Bahkan walaupun
segudang kebaikan yang sudah ia lakukan, ia tak perduli. Ia masih merasa belum
ada apa-apa. Intinya sih ini cewek rendah hati pake banget deh.
3. Rela berkorban!
Wow, bangga deh bisa kenalan dengannya. Sering terkejut juga dengan aksinya.
Aksi yang anti mainstrem. Pernah ya, doi datang ke rumah menjelang Magrib dalam
keadaan hujan deras pula. Ngapain coba? Bawa seplastik makanan! Gokil kan?
Segitu jaraknya lumayan jauh. Saat itu aku sedang hamil muda. Entah ia hanya
kebetulan lewat atau sengaja datang. Yang jelas terakhir kutahu ia masih di
rumah. Tapi jeng jeng jeeeng... ada di depan rumah.
4. Tidak perhitungan.
Ya, sering banget dana pribadi kepake buat kepentingan organisasi. Ngeluh? Nggak
pernah tuh. Malah ikhlas banget orangnya. Nggak minta ganti lagi. Haduh, Mbak, keseringan mah bisa rugi
bandar atuh!
5. Empati. Ya, akhwat
yang hobinya nulis sajak dan cerpen ini punya rasa empati yang tinggi. Ia
sangat peka dan peduli dengan kesulitan teman-temannya. Orang di sekitarnya.
Hmmm... capek kalau
disebutkan semuanya. Masih banyak banget soalnya. Intinya, aku pun masih
belajar menjadi sahabat yang baik. Aku yakin, yang akan menjadi suaminya kelak,
pasti akan menjadi orang yang paling bahagia. Terima kasih, Mbak sudah menginspirasi.
Indahnya persahabatan jika saling seiman dan seakidah.
BalasHapusSelalu ada orang baik di sekitar kita
BalasHapusSelalu ada orang baik di sekitar kita
BalasHapusKita tidak pernah tahu kapan dan di mana bisa menemukan sahabat terbaik.
BalasHapusTapi kenapa dipertemukan, alasannya bisa jadi karena kau pun bagian dari kebaikan itu sendiri :)
Love you as always. Semoga aku bisa menjadi sahabat baikmu :*