Sesuai permintaan founder ODOP, pekan ini tugasnya adalah; posting about ODOP. Hmm.. ODOP tuh apa sih? Ya, betul sekali. One Day One Post. Terinspirasi dari One Day One Juz.
Oke, gerakan ini sudah tidak asing lagi ditelinga. Suamiku, bang Syaiha, sudah lama menggaungkannya. Awal-awal pernikahan, lelaki berjanggut seksi itu pernah menantangku untuk ikut menulis setiap hari dan mempostingnya di blog pribadi. Karena, beliau sudah sejak lama mengamalkan kegiatan rutin itu.
Sukses nggak? Sukses banget. Tapi cuma sebentar. Hehe. Semangatnya cuma di awal saja. Kalau ada sedikit hambatan, langsung nyerah gagal posting. Hambatan cape, sakit atau nggak ada quota jadi alasan yang klise. Bahkan tak jarang tidak jadi posting gegara mentok ide.
Tapi itu dulu. Sekarang ODOP ada grup whatsapp nya lho. Membernya juga bejibun. Setiap hari selalu termotivasi dengan mereka. Membernya luar biasa. Semangatnya patut diteladani. Jadi feelnya memang berbeda, karena banyak temannya juga. Setiap bingung mau nulis apa, ada saja ide yang muncul. Entah itu dari percakapan di grupnya, dari membaca buku, menonton berita atau sekedar keluar mencari bahan masakan, bisa saja jadi ide tulisan.
Asiknya di gerakan ini adalah, tugas yang diberikan tidak menyulitkan membernya. Semua dibuat menjadi menyenangkan. Karena hasil yang baik berangkat dari kegiatan yang kita sukai. Lahir dari hobi yang diminati. Itulah mengapa menjalankan programnya tidak dengan beban di hati. Tapi dengan kesungguhan yang patut diapresiasi.
Well, komunitas yang baru berumur jagung ini memang menjadi tren tersendiri di androidku. Bagaimana tidak, grup ini selalu ramai dengan segala percakapannya. Entah itu membahas dunia blogging, balada jomblo-jomblo yang menjangkit membernya, sampai bahasan emak-emak pun di sana ada. Lengkap banget deh!
Uniknya, ada satu member yang masih SMP. Tapi tulisan di blognya, ngalahin member yang umurnya udah kawakan. Audrey namanya. Orangnya asik diajak diskusi. Bahkan aku dulu, ketika seusianya, belum kenal dunia per-blog-an. Palingan main friendster-an. Itu pun online di warnet dekat sekolahan.
Ya, di grup ini memang beragam. Dari segala kalangan, tua muda, dari yang ibu rumah tangga sampai pekerja kantoran. Semuanya punya misi yang sama, posting setiap hari di blog pribadi. Belajar blogging hingga menjadi hobi tersendiri. Ahh, bahagianya menjadi member di grup ini.
Manfaat yang terasa sekali adalah, aku menjadi rajin posting. Setiap hari, selalu ada hal-hal menarik yang wajib diceritakan. Tak peduli itu hanya sekedar curhatan. Tak peduli dengan orang-orang yang nyinyir di belakang. Karena, ada beberapa kalangan yang mementingkan konten dari pada kerajinan. Ya, rajin nulis sebenarnya menjadi ajang latihan.
"Yang penting tulisan itu berbobot, jangan hanya posting tiap hari tapi itu-itu aja."
Helow, aku kan masih belajar. Yang harusnya sering latihan. Menulis itu kan sebuah keterampilan. Tentu saja harus dilatih dengan kegigihan. Menulis setiap hari, salah satu pilihan untuk meningkatkan kualitas tulisan. Nggak usah mikir keras harus berbobot kaya pengetahuan. Yang penting sesederhananya tulisan, tetap harus ada nilai kebaikan.
Mantap nih tulisannya..
BalasHapusSetiap akhirannya berima dan enak dibaca.. kompor gas!
Siapa dulu donk gurunyaaa..
HapusMbak Ella , Suamiku berjanggut sexi,
BalasHapusKeren
*Ehh
Hihiy.. ntar yang punya janggut kegeeran noh..
HapusWah aku senang mbak bacanya. Serasa baca puisi ada rimanya. Ringan tapi kelas banget
BalasHapusMakasih mbak sudah mampir. Padahal itu tulisan biasa aja.. efek ngebut pengen buru2 posting. Hehehe.. yg p3nting ngodop..
HapusNgga enak nih jomblo disebut sebut
BalasHapushahaha.. maaf..bis rame banget kalau yang diskusi para jomblo.. hehe
HapusWaduh, lain kali siapa yang mau mosting nama saya harus dipasang tarif dulu nih...
BalasHapusNama saya ada hak patennya (kegeeran)...
Mbak Ella..kece badai nih tulisannya..hheheh
BalasHapus