Bismillah
Selamat pagi
sahabat Elsya?
Semoga hari ini
lebih menyenangkan, meraih keberkahan hingga menggapai impian.
Kemarin seharian
di luar rumah bersama Alif tercinta. Bertemu teman, menghadiri sebuah kajian,
mengirim barang dagangan, sampai mengunjungi orang tua yang katanya sudah rindu
dengan cucu kesayangan. Banyak hikmah yang bisa menjadi pelajaran bersama. Mulai
keluar rumah sampai masuk rumah lagi. Sayang jika tak kutulis di blog sederhana
ini.
Baiklah, yang
pertama pernah nggak sih bunda merasa minder udah jadi emak-emak? Heeeyyy, banyak diluar sana yang
menginginkan posisi mulia ini. Mulia? Yaiyalah mulia. Emak-emak kan sedang
berjuang menjalankan amanah-Nya. Menjaga titipan Dia yang sangat berharga.
Lalai sedikit saja, dosa balasannya. Mulia sekali kan? Kemarin aku sempat
mendengar ‘celetukan’ dari seorang ibu muda
“Sekarang
mah susah mau kemana-mana ada nih anak. Nggak kayak dulu masih single,
bebaaasssss”
Bunda, yang
memutuskan menikah siapa? Kok ingin enaknya saja? Segala sesuatu wajib
dijalankan dengan paket resikonya dong. Tidak memilih yang enaknya saja. So,
bersyukurlah. Bahwa kita dipercaya oleh Allah mampu menjadi seorang Ibu. Mampu
menjadi emak-emak. Hindari keluh kesah yang tidak berguna. Jalani dengan hati
gembira. Tanpa beban yang membuat berat hidup anda.
Kedua, enaknya
jadi emak-emak tuh banyak bun. Ini contoh kecil saja ya. Contoh sebagian kecil.
Ingat! Hanya sebagian kecil. Berarti kan enaknya banyak yaaaaa.
Kemarin tuh ya,
keluar rumah menuju depan gang. Niatnya mau nunggu angkot. Tapi di depan sudah
ada angkot yang stand by nungguin
penumpangnya. Aku memberi kode bahwa akan menumpang angkotnya itu. Aku masih
berjalan menuju angkot, jaraknya sekitar dua puluh meter-an. Tapi angkotnya
malah yang nyamperin, jemput penumpang
yang emak-emak ini. Enak kan jadi emak-emak gendong anak? Sopir angkot saja
kasih perhatian lebih, masa kamu enggak?
Selanjutnya, bis
jalan pulang. Sudah tidak aneh sore hari di bilangan kota memang ramai.
Penumpang angkutan umum pun biasanya berdesak-desakan. Tapi alhamdulillah
karena aku gendong anak, banyak penumpang yang duduk mempersilahkan kursinya
untuk aku. Ih baik banget sih. Emak-emak gendong anak memang selalu menjadi
prioritas. Jadi jangan khawatir deh kalau jalan-jalan gendong anak. Insya Allah
akan selalu dimudahkan.
Terakhir pas turun
bis, masih ada loh orang yang perhatian banget. Dia adalah salah satu penumpang
bis juga, sampai melindungi kepala Alif dari pintu bis yang kulalui. Khawatir
kepala Alif terbentur pintu. Ia melebarkan telapak tangannya disana. Tas yang
kubawa pun diturunkan olehnya. Seorang bapak-bapak seumuran 40-an. Semoga
kebaikannya dibalas setimpal.
Pokonya masih
banyak banget deh enaknya jadi emak-emak, semuanya serba prioritas. Intinya
bunda jangan mengutuk tidak enaknya saja. Syukuri yang sudah ada. Bahwa banyak
nikmat di dalamnya.
Tulisan ini
diketik sambil ‘mangku’ Alif, dia udah protes aja emaknya kok lama banget. Tangan
mungilnya memukul-mukul keyboard yang sedang kumainkan. Ia minta diajarkan
ngetik juga. Ngajak bermain. Udah gitu aja.
0 komentar:
Posting Komentar