Rabu, 09 September 2015

Alhamdulillah Alif Lulus S1 ASIX. Ini Dia Pengalamanku Menyusui.

Bismillah...

Sahabat Elsya, Alhamdulillah Alif lulus S1 ASI Eksklusif. ASI enam bulan pertama tanpa tambahan apapun. Menjadi emak-emak pemula memang punya tantangan tersendiri. Entah itu dari diri sendiri atau godaan dari luar. Terlebih jika godaan itu adalah dari pihak keluarga.

Ella Nurhayati, cerita emak-emak muda, stay at home mom, puisi untuk suami, perkembangan anak, hidup sehat dan hemat, emak-emak blogger, kataella.blogspot.com, mpasi, menyusui, breastfeeding, ASI

Nah, aku mau coba sharing tentang pengalamanku selama ini. Suka maupun dukanya menyusui.

Pertama, jadi busui – Ibu Menyusui – itu banyak enaknya. Menyusui jadi metode diet yang paling manjur. Setelah berat badanku naik saat hamil maka sekarang sudah kembali lagi ke berat badan semula, berat badan sebelum hamil. Tapi banyak juga busui yang masih ndut,hehehe. Nggak apa-apa, Insya Allah jadi nilai ibadah. Sekarang tuh jadi alasan makan enak dan banyak. Karena sebanyak apapun makannya tetap saja nggak nambah-nambah beratnya, asik nih kayak gini. Cihuuuy.

“Kan berdua,”

Selalu itu yang jadi kambing hitam, tapi benar sih. Menyusui butuh nutrisi tambahan agar kualitas ASI bagus terus. So, senangnya jadi busui. Hehehe.

Kedua, daya tahan tubuh Alif jadi lebih kuat karena full ASI. Selama enam bulan ini Alhamdulillah tidak pernah sakit yang berkepanjangan (jangan sampe deh ya). Paling pilek, kalau kecapean dibawa jalan-jalan atau cuaca yang tidak menentu. Pileknya juga meler saja tanpa demam. Aku yakin ini adalah manfaat ASI bagi tubuhnya. Semoga Alif selalu diberi kesehatan. Amin. Pusing emak bapaknya kalau sakit. Dan bagusnya kalau Alif sedang pilek, intensitas mimiknya 2x lebih banyak. Jadi bisa cepet sembuh.

Pernah sebelum Ramadhan kemarin aku demam tinggi, badan menggigil. Saat itu Alif lagi doyan banget mimik (emang doyan terus,hehe), aku khawatir kalau ia terus menyusu demamnya bisa nular. Jadi rencananya aku kasih ASIP –ASI Perah- di botol dot. Tapi apa yang terjadi? Ia menolak! Nangis mbeker-mbeker. Maunya langsung dari gentongnya saja. Alhamdulillah ia tidak ikut demam. Emaknya juga cepet turun demamnya, kan ada pak suami yang selalu siaga. Eciyeeeee.

Ketiga, karena Alif nggak mau mimik di botol dot, alhasil kalau pergi keluar kudu rempong ngeluarin gentong mimiknya. Heuh. Tapi sekarang sudah terbiasa kok. Ala bisa karena terbiasa! Udah dicoba pake cupfeeder, sendok, gelas atau media lain pun teteeeep nggak mau. Bang Alif bang Alif.. maunya yang fresh ya, nak.

Keempat, aku bisa menjalani puasa Ramadhan kemarin. Sukses berpuasa sambil menyusui. Walau bocor sehari, wajar saja saat itu kami kesiangan nggak sahur. Nggak yakin bisa puasa. Dan dua hari pertama memang Alif sedikit rewel. Nangis terus.

Kata neneknya, kalau mau buka, buka aja seterusnya jangan puasa. Kalau mau puasa, biarin aja, rewel juga nggak apa-apa. Nanti kalau terbiasa enggak kok.

Dan ternyata benar. Alif bisa menyesuaikan diri menemani umminya puasa Ramadhan dengan lancar. Tapi memang lemesnya bukan main kalau sudah sore menjelang buka. Godaannya banyak. Tak jarang, pak suami yang menggantikan menyiapkan bukaan puasa. Thanks to Allah telah memberikan suami yang pengertian.

Kelima, pengalamanku menyusui adalah kudu siap bangun tengah malam. Ya, Alif biasanya tidur jam delapan. Akan terbangun dalam semalaman sekitar 3-4 kali. Bangunnya biasanya saat adzan Subuh. Jadi, kebayang kan gimana ngantuknya busui? Hehehe. Tapi semua itu sudah terbiasa kok. Jika pagi atau siang Alif tidur dan kerjaan rumah pun sudah beres aku ikut tidur juga. Tidak jarang tengah malam Alif malah seger buger nggak bobok lagi, malah ngajak emaknya main. Hohoho.

Keenam, godaan dari keluarga nih, Alif belum waktunya diberi makanan tambahan tapi ada saja yang menyarankan kasih inilah-itulah. Tetep saja emaknya nggak mau. Sebagai ibunya harus tegas, berani menolak. Bahkan air putih pun sering dari keluarga menyarankan untuk diberikan kepada Alif. Yang aku tahu, menurut para ahli, air putih tidak bagus untuk bayi di bawah enam bulan. Karena pencernaannya belum sempurna. Tetap ASI yang menjadi juaranya. Apalagi Alif dan ASI-ku tidak bermasalah. Jadi dengan alasan apa aku harus memberikannya air putih? Nggak ada!

Ketujuh, busui harus bahagia terus lho, biar produksi ASI lancar jaya sentosa.  Tentunya aku beruntung sekali karena pak suami jadi Ayah ASI, mendukung penuh proses menyusui ini. Dukungannya seperti apa? bikin emak=emak muda ini bahagia terus. Ia selalu bisa membuatku lupa dengan air mata. Kalau badmood selalu ada cara terbaiknya yang membuatku terpesona. Raja romantis! Maka tak aneh jika ASI-ku lancar jaya.

Kedelapan, karena ASInya berlimpah, jadi kalau intensitas mimik Alif berkurang, membuat gentong mimiknya jadi bengkak. Rasanya? Jangan ditanya! Pasti sakit. Nah ini yang bisa membuat tubuhku demam. Solusinya? Dikompres air hangat saja. Istirahat yang cukup dan terus berikan Alif mimik. Insya Allah cepat sembuh. Walaupun rasanya cenat-cenut tak karuan.

Huwaaaaa... banyak kan pengalamannya?

Sekarang tantanganku melanjutkan perjuangan memberikannya ASI sampai 2 tahun. Tentunya Alif sudah butuh nutrisi tambahan selain ASI. So, tantangannya setelah lulus S1 ini adalah memberikan MPASI Homemade. Makanan yang dibuat sendiri di rumah dipercaya lebih baik dari pada memberikannya makanan instan. Apalagi aku sebagai ibu SAHM. Jadi nggak ada alasan untuk tidak memberikannya makanan rumahan yang dibuat oleh tanganku sendiri.

Semoga Allah selalu memberiku kesabaran dan kekuatan untuk menjalani amanahNya. Menjaga Alif hingga tumbuh dewasa.


2 komentar:

  1. samaan yaaa... Maza pun nggak mau kalo mimik dari media lain.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihiy..iya mbak.. pengen langsung dari gentongnya aja..

      Hapus