Bismillah...
Sahabat Elsya, Alhamdulillah Alif lulus S1 ASI Eksklusif.
ASI enam bulan pertama tanpa tambahan apapun. Menjadi emak-emak pemula memang punya tantangan tersendiri. Entah itu dari
diri sendiri atau godaan dari luar. Terlebih jika godaan itu adalah dari pihak
keluarga.
Nah, aku mau coba sharing tentang pengalamanku selama
ini. Suka maupun dukanya menyusui.
Pertama, jadi busui – Ibu Menyusui – itu banyak enaknya. Menyusui jadi metode diet yang paling
manjur. Setelah berat badanku naik saat hamil maka sekarang sudah kembali lagi
ke berat badan semula, berat badan sebelum hamil. Tapi banyak juga busui yang
masih ndut,hehehe. Nggak apa-apa,
Insya Allah jadi nilai ibadah. Sekarang tuh jadi alasan makan enak dan banyak.
Karena sebanyak apapun makannya tetap saja nggak nambah-nambah beratnya, asik
nih kayak gini. Cihuuuy.
“Kan berdua,”
Selalu itu yang jadi kambing hitam, tapi benar sih.
Menyusui butuh nutrisi tambahan agar kualitas ASI bagus terus. So, senangnya
jadi busui. Hehehe.
Kedua, daya tahan tubuh Alif jadi lebih kuat
karena full ASI. Selama enam bulan ini Alhamdulillah tidak pernah sakit yang
berkepanjangan (jangan sampe deh ya).
Paling pilek, kalau kecapean dibawa jalan-jalan atau cuaca yang tidak menentu.
Pileknya juga meler saja tanpa demam.
Aku yakin ini adalah manfaat ASI bagi tubuhnya. Semoga Alif selalu diberi kesehatan.
Amin. Pusing emak bapaknya kalau sakit. Dan bagusnya kalau Alif sedang pilek,
intensitas mimiknya 2x lebih banyak.
Jadi bisa cepet sembuh.
Pernah sebelum Ramadhan kemarin aku demam tinggi, badan
menggigil. Saat itu Alif lagi doyan banget mimik (emang doyan terus,hehe), aku khawatir kalau ia terus menyusu
demamnya bisa nular. Jadi rencananya aku kasih ASIP –ASI Perah- di botol dot. Tapi apa yang terjadi? Ia menolak! Nangis
mbeker-mbeker. Maunya langsung dari gentongnya saja. Alhamdulillah ia tidak
ikut demam. Emaknya juga cepet turun demamnya, kan ada pak suami yang selalu
siaga. Eciyeeeee.
Ketiga, karena Alif nggak mau mimik di botol
dot, alhasil kalau pergi keluar kudu rempong ngeluarin gentong mimiknya. Heuh.
Tapi sekarang sudah terbiasa kok. Ala bisa karena terbiasa! Udah dicoba pake
cupfeeder, sendok, gelas atau media lain pun teteeeep nggak mau. Bang Alif
bang Alif.. maunya yang fresh ya, nak.
Keempat, aku bisa menjalani puasa Ramadhan
kemarin. Sukses berpuasa sambil menyusui. Walau bocor sehari, wajar saja saat
itu kami kesiangan nggak sahur. Nggak yakin bisa puasa. Dan dua hari pertama
memang Alif sedikit rewel. Nangis terus.
Kata neneknya, kalau
mau buka, buka aja seterusnya jangan puasa. Kalau mau puasa, biarin aja, rewel
juga nggak apa-apa. Nanti kalau terbiasa enggak kok.
Dan ternyata benar. Alif bisa menyesuaikan diri menemani
umminya puasa Ramadhan dengan lancar. Tapi memang lemesnya bukan main kalau
sudah sore menjelang buka. Godaannya banyak. Tak jarang, pak suami yang
menggantikan menyiapkan bukaan puasa. Thanks
to Allah telah memberikan suami yang pengertian.
Kelima, pengalamanku menyusui adalah kudu siap
bangun tengah malam. Ya, Alif biasanya tidur jam delapan. Akan terbangun dalam
semalaman sekitar 3-4 kali. Bangunnya biasanya saat adzan Subuh. Jadi, kebayang
kan gimana ngantuknya busui? Hehehe.
Tapi semua itu sudah terbiasa kok. Jika pagi atau siang Alif tidur dan kerjaan
rumah pun sudah beres aku ikut tidur juga. Tidak jarang tengah malam Alif malah
seger buger nggak bobok lagi, malah ngajak emaknya main. Hohoho.
Keenam, godaan dari keluarga nih, Alif belum
waktunya diberi makanan tambahan tapi ada saja yang menyarankan kasih
inilah-itulah. Tetep saja emaknya nggak mau. Sebagai ibunya harus tegas, berani
menolak. Bahkan air putih pun sering dari keluarga menyarankan untuk diberikan
kepada Alif. Yang aku tahu, menurut para ahli, air putih tidak bagus untuk bayi
di bawah enam bulan. Karena pencernaannya belum sempurna. Tetap ASI yang
menjadi juaranya. Apalagi Alif dan ASI-ku tidak bermasalah. Jadi dengan alasan
apa aku harus memberikannya air putih? Nggak ada!
Ketujuh, busui harus bahagia terus lho, biar
produksi ASI lancar jaya sentosa. Tentunya
aku beruntung sekali karena pak suami jadi Ayah
ASI, mendukung penuh proses menyusui ini. Dukungannya seperti apa? bikin emak=emak
muda ini bahagia terus. Ia selalu bisa membuatku lupa dengan air mata. Kalau badmood selalu ada cara terbaiknya yang membuatku
terpesona. Raja romantis! Maka tak aneh jika ASI-ku lancar jaya.
Kedelapan, karena ASInya berlimpah, jadi kalau
intensitas mimik Alif berkurang, membuat gentong
mimiknya jadi bengkak. Rasanya? Jangan ditanya! Pasti sakit. Nah ini yang
bisa membuat tubuhku demam. Solusinya? Dikompres air hangat saja. Istirahat yang
cukup dan terus berikan Alif mimik.
Insya Allah cepat sembuh. Walaupun rasanya cenat-cenut tak karuan.
Huwaaaaa... banyak kan pengalamannya?
Sekarang tantanganku melanjutkan perjuangan memberikannya
ASI sampai 2 tahun. Tentunya Alif sudah butuh nutrisi tambahan selain ASI. So,
tantangannya setelah lulus S1 ini adalah memberikan MPASI Homemade. Makanan yang dibuat sendiri di rumah dipercaya lebih baik
dari pada memberikannya makanan instan. Apalagi aku sebagai ibu SAHM. Jadi nggak
ada alasan untuk tidak memberikannya makanan rumahan yang dibuat oleh tanganku
sendiri.
Semoga Allah selalu memberiku kesabaran dan kekuatan
untuk menjalani amanahNya. Menjaga Alif hingga tumbuh dewasa.
samaan yaaa... Maza pun nggak mau kalo mimik dari media lain.. :D
BalasHapushihihiy..iya mbak.. pengen langsung dari gentongnya aja..
Hapus