Bismillah...
Sahabat Elsya, tepat tanggal 13 September 2015
nanti, Alif wisuda ASIX S1. Ia akan lulus ASI Eksklusif selama enam bulan. Jadi
baru lulus S1,hehe. Ini istilah keren
dari AIMI – Asosiasi Ibu Menyusui
Indonesia. Semoga bisa wisuda sampai menjadi profesor ASI hingga 2 tahun.
Amin.
Tinggal menghitung hari, tentunya persiapan
emaknya wajib lebih banyak dari anaknya. Dari jauh-jauh hari emaknya harus
sudah berburu ilmu tentang MPASI. Begitupun dengan aku. Belakangan ini sedang kuliah MPASI di mbah google dan mbak IG.
Keduanya sumber pengetahuan deh. Eh eh eh,
satu lagi ding tempat berburu ilmu yang tidak kalah kece, apa coba? Ya, grup WA
yang super duper keren mbak Mega Dewana Putri punya. Disana sering sekali
diskusi tentang MPASI dan dunia emak-emak serta balita. Semoga cukup bekal ilmu
untuk memulai #MPASIAlif, buah hatiku tercinta.
Jadi, MPASI ada dua aliran. Aliran WHO dan Food Combining. Bagi bunda yang sebentar lagi menghadapi fase
MPASI terserah deh mau pilih yang mana. Ada juga BLW atau Baby Led Weaning.
Kita kupas satu per satu ya, Bun.
Pertama aliran WHO, AIMI sendiri telah mengikuti panduan WHO yang
memberikan semua jenis makanan sejak awal MPASI. Karena pada dasarnya tidak
ada satu jenis makanan apapun
yang bisa mengcover kebutuhan energi anak yang meningkat pesat saat usia 6
bulan. Perbedaannya adalah di
setiap titik usia hanya pada TEKSTUR dan PORSI makanannya saja.
Panduan lengkapnya, berikut adalah dokumen dari
AIMI:
Poin-poin
penting Infant and Young Child Feeding dari WHO terbagi atas 7 aspek: Age,
Frequency, Amount, Texture, Variety, Active/Responsive dan Hygiene. Mari kita
bahas bersama-sama setiap aspeknya berikut ini.
1. AGE atau USIA
MPASI diberikan
pada saat yg tepat, yaitu usia 6 bulan. Jika MPASI diberikan sebelum usia 6
bulan resikonya antara lain adalah sebagai berikut:
Pemberian makan
setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai
penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun bayi kurang dari 6 bulan belum
sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya
berbagai jenis kuman, apalagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset
terakhir di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan MPASI sebelum ia
berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas
dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan ASI Eksklusif.
Menyulitkan ibu
mempertahankan produksi ASI karena bayi yang sudah mendapatkan MPASI biasanya
akan berkurang kebutuhan menyusunya.
Saat bayi
berumur 6 bulan keatas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna dan siap
menerima MPASI. Beberapa enzim pemecah protein seperti asam lambung, pepsin,
lipase, enzim amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6
bulan.
Mengurangi
resiko terkena alergi akibat pada makanan. Saat bayi berumur kurang dari 6
bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap untuk kandungan dari makanan.
Sehingga makanan yg masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.
Pemberian ASI
Eksklusif selama 6 bulan akan mencegah potensi obesitas pada anak. Menunda pemberian MPASI hingga 6 bulan
melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari. Proses pemecahan sari-sari
makanan yg belum sempurna. Pada beberapa kasus yg ekstrim ada juga yg perlu
tindakan bedah akibat pemberian MPASi terlalu dini. Dan banyak sekali alasan
lainnya mengapa MPASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah ia berumur 6
bulan.
Kalau MPASI
diberikan terlambat resikonya: bayi tidak mendapat cukup nutrisi untuk
pertumbuhan, tumbuh kembang lebih lambat lambat, malnutrisi dan defisiensi gizi
seperti zat besi.
2. FREQUENCY atau FREKUENSI
Perhatikan
frekuensi pemberian MPASI. Di awal mulai makan (umur 6 bulan),1-2 kali makan
/hari. Lalu ditambah jadi 2-3 kali makan plus 1-2 kali makanan ringan. Sejak
umur 9 bulan berikan 3 kali makan dan 2 kali selingan makanan ringan. Umur 1
tahun ke atas, berikan 3-4 kali makan dan 2 kali selingan.
3. AMOUNT atau JUMLAH
Jumlah makanan
tentu harus diperhatikan. Saat baru mulai makan, mulai dgn sesuai selera bayi,
lalu tingkatkan secarabertahap.Umur 6 bulan mulai dengan 2-3 sendok makan
setiap kali makan. Perhatikan petunjuk yang diberikan bayi Anda untuk tahu
kapan harus menurunkan atau meningkatkan porsi. Tingkatkan secara bertahap
sampai setengah mangkok ukuran 250 ml utk usia 6-9 bulan. Setelah umur 1 tahun,
porsi rata-rata 1 mangkok ukuran 250 ml.
4. TEXTURE atau TEKSTUR
Tekstur makanan
sangat penting. Anak yang sedang dalam tahap MPASI berarti sedang belajar
makan, maka kenaikan tekstur harus dilakukan bertahap hingga mampu makan
makanan keluarga. Tahapan tekstur ini jangan terlalu cepat dan jangan terlalu
lambat pula.. Waktu mulai makan umur 6 bulan, berikan bubur kental atau puree.
Jangan terlalu encer atau terlalu kental. Patokannya jika diletakkan di sendok,
sendoknya dimiringkan, puree atau bubur itu tidak langsung tumpah. Setelah
mulai makan beberapa minggu, sampai umur 9 bulan berikan bubur yang lebih
kental atau bubur saring. Mulai umur 9 bulan sudah bisa diberikan makanan
cincang halus, yang penting tidak keras, dan mudah dijumput anak. Umur 1 tahun,
anak sudah bisa makan makanan keluarga. Cincang jika perlu bagian-bagian yang
sulit dikunyah seperti daging sapi.
5. VARIETY atau KERAGAMAN.
Keberagaman
makanan adalah kunci gizi seimbang. Karena tidak ada satu pun bahan makanan
yang mengandung semua gizi. MPASI boleh dimulai dgn bubur serealia atau puree
buah, terserah mana yang ibu pilih. Yang penting, secepatnya kenalkan bahan
makanan yg bervariasi. Ingat bahwa kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
meningkat terus, sedangkan cadangan zat besi menurun drastis di usia 6 bulan.
Jadi, sejak umur 6 bulan mulai kenalkan semua variasi makanan: pangan pokok
(serealia, ubi-ubian), buah dan sayuran, kacang-kacangan, dan sumber hewani.
Jadi, variasi sama di semua umur alias sevariatif mungkin, yang berubah cuma
tekstur, jumlah, dan frekuensi yang meningkat.
6.ACTIVE/RESPONSIVE atau AKTIF/RESPONSIF
Pemberian makan
secara aktif dan responsif terhadap bayi/anak. Tidak ada lagi acara
menghidupkan TV atau jalan keliling kompleks agar anak mau makan. Respon anak
dengan senyum, jaga eye contact, jangan lupa berikan kata-kata positif yg
menyemangati. Suapi pelan-pelan, sabar, ceria, penuh humor. Bisa juga dengan
memberi makanan yang bisa dia pegang (seukuran jari, lunak) jadi dia akan ikut
makan sendiri. Jangan ada distraction, agar iar anak tetap tertarik sama
makanannya. Boleh dipangku kalau dia merasa lebih nyaman, tapi jangan digendong
jalan-jalan.
7. HYGIENE atau HIGIENIS
Pastikan makanan
bebas patogen. Jangan lupa cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan (untuk ibu
juga harus mencuci tangan sebelum mempersiapkan makanan), pilih makanan yang
segar, simpan dan masak dengan baik. Pastikan juga MPASI bebas toksin/racun,
tidak ada bahan kimia berbahaya, tidak ada bagian tulang keras yang bisa
membuat bayi tersedak dan tidak diberikan dalam keadaan terlalu panas.
***
Nah, lengkap kan?
Ulasan Food combining dan BLW di postingan
selanjutnya ya. Rajin-rajin buka mbah google aja. Insya Allah akan tercerahkan
oleh artikel-artikel yang tersaji dari berbagai sumber yang terpercaya. Jangan
lupa juga sering berdiskusi dengan teman-teman yang nasibnya sama, sama-sama
akan menghadapi fase MPASI buah hati tercinta.
aku memang ga gitu tau banyak ttg mpasi... tapi alhamdulillah selama ini dibantu ama babysitter yg udh pengalaman bgt krn sblmnya jg mengasuh anak lain sampai 8 thn.. jd udh kyk ibu sndiri buatku :)..
BalasHapusbut tx for the info mba ;)
Saya juga masih baelajar mbak. Makanya untuk reminder sendiri saya posting ulasan dari AIMI.. Semoga saya bisa menjalani MPASI anak saya..
Hapusmantap,ulasan'y komplit plit! :),dlu anak sy syafieq asi sampe 1,5 thn,oiya sampe skrg umur 3 thn msh hrs dicacah klo mkn syran/daging,salam kenal ya mak.. sdh sy follow blog'y,trimikisi ^_^
BalasHapusSaya mengutip ulasan dari AIMI mak.. Insya Allah nanti saya posting juga aliran MPASI lainnya. Masih belajar nih... Salam kenal juga mak. Waaah sudah besar yaaa sudah 3 tahun.. semoga sehat2 ya kak Syafieq...
Hapus